Baik dari sisi aktivitas ekonominya maupun sistem keuangannya, daya tahan ekonomi syariah terkuat dari berbagai krisis keuangan
Surabaya (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI) menilai keuangan syariah secara nasional memiliki pasar yang sangat potensial, seiring dengan besar jumlah penduduk muslim di Indonesia.

Selain itu, sistem keuangan syariah juga memiliki daya tahan kuat terhadap goncangan ekonomi, kata Kepala BI Provinsi Jatim, Doddy Zulverdi dalam keterangan di Surabaya, Senin.

Doddy Zulverdi mengatakan Bank Indonesia ingin sistem keuangan syariah berkembang pesat karena berbagai penelitian dan pengalaman di berbagai negara menyatakan, bahwa sistem keuangan syariah memiliki daya tahan kuat dari potensi risiko krisis.

"Baik dari sisi aktivitas ekonominya maupun sistem keuangannya, daya tahan ekonomi syariah terkuat dari berbagai krisis keuangan,” ujar Doddy Zulverdi.

Ia menjelaskan BI memiliki tugas untuk menstabilkan ekonomi baik dari sisi harga, nilai tukar, oleh karenanya dibutuhkan sebuah sistem ekonomi yang terbukti punya daya tahan yang tinggi terhadap berbagai krisis keuangan.

"Untuk itu BI juga ingin berkontribusi dalam pengembangan sistem ekonomi syariah ini, agar semakin luas di Indonesia," ujar Doddy Zulverdi.

Besarnya populasi umat muslim, tambahnya, membuat potensi keuangan syariah dalam negeri semakin tinggi. Ini akan lebih mudah bagi BI untuk mendorong pemanfaatan ekonomi keuangan syariah.

Hanya problemnya, kata Doddy Zulverdi, pemahaman literasi keuangan syariah tentang apa itu aktifitasnya, pengetahuan, bagaimana sistemnya berjalan, instrumen-instrumen apa yang tersedia, bagaimana mekanisme ekonomi berbasis syariah itu berjalan, ini belum semua mengetahuinya.

"Oleh karena itu kita terus dorong peningkatan edukasi, sasaran utama Festival Ekonomi Syariah atau Fesyar ini kita berikan edukasi, informasi, apa itu ekonomi keuangan syariah,” tutur Doddy Zulverdi.

"Guna menunjukkan bagaimana ekonomi keuangan syariah maka kita tunjukkan apa yang BI perbuat, apa saja yang kita hasilkan dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah terutama dari program BI," katanya.

Untuk itu, jelas Doddy, Fesyar 2023 ini substansinya yaitu bagaimana menunjukkan apa yang sudah dijalankan oleh BI dengan program ekonomi keuangan syarihnya, apakah itu mengenai pengembangan instrumen keuangan berbasis syariah.

"BI juga memiliki insentif-insentif kepada UMKM yang berbasis syariah ini kita tunjukkan, baik di sektor makanan dan minuman, fesyen, kerajinan tangan. UMKM ini kita ambil yang terbaik di Pulau Jawa, makanya namanya Fesyar Jawa 2023," kata dia.

Baca juga: MUI ingatkan literasi keuangan syariah penting, hindari pinjol ilegal

Baca juga: OJK: Aset industri keuangan syariah RI Rp2.420 triliun per Maret 2023

Baca juga: Penguatan ekosistem syariah didorong literasi dan inklusi keuangan

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023