... masih menunggu informasi data, terutama data pembanding terkait pemeriksaan DNA... "
Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Indonesia mengungkap wajah-wajah ketujuh "terduga" teroris yang tewas tertembak di Bandung, Kebumen, dan Kendal. Mereka tewas dalam serbuan dramatis berjam-jam dan dipancarluaskan melalui televisi secara langsung, oleh Tim Detasemen 88 Anti Teror Kepolisian Indonesia, beberapa hari lalu.

Polisi telah resmi mengidentifikasi mereka sebagai Abu Roban, Bastari, Toni, Bayu alias Ucup, Budi alias Angga, Junet alias Encek dan Sarame. Foto-foto wajah mereka juga dilengkapi ciri-ciri khususnya.

"Hingga saat ini keluarga dari tujuh terduga teroris yang tewas tersebut, belum ada pihak keluarga yang memberikan data pembandingnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Boy Amar, di Jakarta, Senin.

Istilah "terduga" baru belakangan diperkenalkan dalam kasus-kasus penangkapan seperti ini. 

Pemeriksaan secara fisik dari Tim Identifikasi Korban Bencana terhadap tujuh jenazah terduga teroris sudah selesai dilakukan pemeriksaan dan masih menunggu data pembanding dari keluarga.

"Permasalahannya saat ini tim identifikasi masih menunggu informasi data, terutama data pembanding terkait pemeriksaan DNA jenazah tujuh 'terduga' teroris," kata Amar.

Kepolisian Indonesia bersedia mengirim jenazah para terduga teroris ke tempat masing-masing sesuai kehendak keluarga atau bila diminta untuk dikubur di TPU Pondok Ranggon, Jakarta.

Selain yang tewas, ada juga para "terduga" teroris yang ditangkap hidup di Jakarta; yaitu Faisal alias Boim, Endang, Agung, Agus Widharto dan Iman. Sedangkan yang ditangkap di Kendal adalah Puryanto dan Iwan, katanya.

"Terduga" teroris yang ditangkap di Kebumen yakni Farel, Wagiono, Slamet dan Budi. Kemudian "terduga" teroris yang ditangkap di Bandung yakni William Maksum alias Acum alias Dadan dan Haris Fauzi alias Jablud.

Kelompok ini merupakan sisa kelompok Abu Omar dan Autad Rawa. Pengakuan sementara, yaitu mereka melakukan pencarian dana untuk mendukung Mujahidin Indonesia Timur di Poso Pimpinan Autat Rawa dan Santoso.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013