Dinamika beragamnya kebutuhan penyedia data semakin cepat, dan sumber data baru seperti big data telah menciptakan revolusi data.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan dalam memenuhi kebutuhan statistik di tengah laju perkembangan data di Indonesia.

Sekretaris Utama (Sestama) BPS Atqo Mardiyanto menilai kemunculan jenis-jenis data baru seperti big data menjadi tantangan utama dalam pengembangan data statistik di Indonesia.

“Dinamika beragamnya kebutuhan penyedia data yang semakin cepat, dan sumber data baru seperti big data telah menciptakan revolusi data. Hal itu harus disikapi dengan respons yang tepat oleh kita semua melalui berbagai inovasi dan modernisasi dalam kegiatan pengumpulan data,” kata Atqo dalam Apel Hari Statistik Nasional (HSN) yang digelar di Jakarta, Selasa.

Selain itu, ada beberapa tantangan lain yang mencakup pengguna data yang semakin kritis terhadap kualitas dan pemanfaatan data. Sebagai respons, BPS sebagai penyedia data statistik yang berkualitas juga harus lebih adaptif sehingga dapat menghasilkan data yang lebih rinci dan relevan.

Kemudian relatif terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang menangani statistik di kementerian/lembaga atau satuan kerja perangkat daerah dalam mendukung penyelenggaraan kegiatan statistik nasional.

Dalam hal itu, BPS harus semakin mengoptimalkan perannya sebagai pembina dalam penyelenggaraan statistik untuk mewujudkan sistem fisik nasional yang lebih efektif dan efisien.

Lebih lanjut, Atqo menjelaskan perlunya perluasan peran BPS di daerah-daerah hasil dari pemekaran provinsi. Untuk itu, BPS sejauh ini telah melakukan pemekaran dan pembentukan BPS kabupaten/kota sebanyak 11 wilayah yang mencakup Kabupaten Pangandaran, Kota Tual, Kabupaten Saju Raijua, dan Kabupaten Mamberamo Raya.

Kemudian, Kabupaten Mahakam Hulu, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten Mamuju Tengah.

Adapun dalam kesempatan tersebut, Atqo berpesan bahwa HSN merupakan elemen penting dari sejarah panjang perjalanan statistik nasional yang menandai terbitnya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik.

Selain Apel HSN, pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan pemberian penghargaan BPS Awards untuk kategori Kementerian/Lembaga, Perusahaan, dan Media Massa.

“Kita telah berhasil melaksanakan pendataan Sensus Pertanian 2023 dan sedang melakukan proses pengolahan data, dan saat ini pula kita sedang melaksanakan pendataan lengkap koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah atau PLK UMKM tahun 2023,” katanya pula.
Baca juga: BPS: Hari Statistik Nasional momentum melakukan transformasi
Baca juga: BPS: Statistik berkualitas penting untuk wujudkan Indonesia Emas 2045

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023