bantuan air bersih bisa langsung didistribusikan jika terjadi krisis
Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengimbau warganya untuk melakukan kesiagaan sekaligus melakukan upaya mitigasi awal terhadap potensi bencana kekeringan di daerah itu yang diperkirakan bakal terus meluas.

"Berkaca empat tahun lalu, 2019, bencana kekeringan melanda 60 desa di Trenggalek. Tahun ini bisa saja terulang, atau bahkan lebih banyak," kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Selasa.

Saat ini, mengacu data laporan permintaan air bersih yang masuk ke BPBD Trenggalek tercatat ada sembilan desa di enam kecamatan daerah itu.

Namun menurut Triadi jumlah ini masih awal. Kekeringan di daerah ini berpotensi untuk bertambah. Kondisi itu mengacu pada prakiraan musim hujan yang jatuh pada kisaran November.

Selain itu, potensi bertambahnya kekeringan di Trenggalek itu dipengaruhi dampak kekeringan meteorologi kategori awas yang diperkirakan berakhir pada Oktober.

Baca juga: BPBD Trenggalek tambah suplai air bersih desa terdampak kekeringan
Baca juga: Polisi di Trenggalek modifikasi mobil patroli untuk suplai air bersih


Lanjut Triadi, sesuai analisa BMKG, Trenggalek dinyatakan sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang dilanda kekeringan meteorologi kategori awas.

Kondisi curah hujan di bawah normal itu mengakibatkan sebanyak sembilan desa dari enam kecamatan terdampak kekeringan.

Jumlah itu mengalami penambahan lima kecamatan dari laporan kekeringan awal musim kemarau. "Tolak ukur kita adanya permintaan air bersih dari warga yang ditindaklanjuti dengan pengiriman suplai air bersih," katanya.

Selain sembilan desa itu, kekeringan di Bumi Menak Sopal masih berpotensi meluas. Berkaca pada 2019 lalu, beberapa titik dari 60 desa di 14 kecamatan terdampak kekeringan.

Baca juga: Dinkes Bekasi salurkan bantuan air kepada warga terdampak kekeringan
Baca juga: Pemkab Bogor distribusi 3,2 juta liter air bersih 4 bulan kekeringan


Ia meminta pemerintah desa untuk melakukan pengawasan potensi kekeringan di wilayahnya masing-masing.

"Sehingga bantuan air bersih bisa langsung didistribusikan jika terjadi krisis," ujarnya.

Untuk penanggulangan jangka pendek, Triadi menyebut terus melakukan pengiriman bantuan air ke wilayah terdampak menggunakan empat armada truk yang dimiliki.

Terhitung per 24 September, pihaknya telah mengirimkan suplai air bersih sebanyak 120 tangki truk dengan kapasitas 4 sampai 6 ribu liter.

"Pengiriman dilakukan secara periodik bergantian. Ada rekan-rekan dari PMI, bantuan Kemensos melalui dinas sosial hingga unsur TNI-POLRI. Termasuk infrastruktur berkaitan dengan sumber daya air, seperti sumur bor saat ini kami lakukan penelitian bersama dengan Kementerian PUPR," katanya.

Baca juga: BNPB: Jawa hingga Nusa Tenggara waspada kekeringan September-Oktober
Baca juga: BMKG prakirakan hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang di NTT
Baca juga: Ratusan pegawai Pemkab Bekasi Shalat Istisqa minta turun hujan

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023