Tokyo (ANTARA) - Dolar AS mendekati level tertinggi 10 bulan terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Kamis sore, menjaga yen tetap berada di dekat zona intervensi utama karena investor mempertimbangkan data ekonomi AS yang positif dan komentar segar dari pejabat Federal Reserve.

Ketika dolar AS menguat, euro dan sterling kesulitan untuk bangkit dari posisi terendah baru dalam beberapa bulan yang dicapai pada Rabu (27/9/2023).

Dolar Australia dan Selandia Baru mengurangi penurunannya, mengabaikan data penjualan ritel dari Australia yang lebih lemah dari perkiraan.

Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari adalah salah satu dari beberapa pejabat Fed yang memperingatkan pasar tentang kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, dengan mengatakan pada Rabu (27/9/2023) bahwa banyak bukti kekuatan ekonomi yang sedang berlangsung berarti bahwa pengetatan lebih lanjut mungkin akan dilakukan.

Ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara pada Kamis nanti, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut kepada pasar mengenai jalur kebijakan moneter AS.

Data ekonomi dari AS terus memberikan kejutan dengan kekuatannya, bertentangan dengan ekspektasi para investor mengenai perlambatan.

“Meskipun ada kekhawatiran pada awal tahun ini bahwa AS akan jatuh ke dalam resesi, kita mungkin melihat adanya percepatan kembali dalam aktivitas ekonomi,” yang juga mendorong kenaikan imbal hasil (yield) AS, kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, terakhir berada di 106,70, mendekati puncak semalam di 106,84, level tertinggi sejak 30 November.

Imbal hasil acuan AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi baru dalam 16 tahun di 4,462 persen semalam.

Yen, yang cenderung sensitif terhadap perubahan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang, turun dari level terendah baru dalam 11 bulan pada Rabu (27/9/2023) di 149,71, namun masih terlalu dekat dengan level psikologis 150 per dolar untuk kenyamanan. Terakhir turun sekitar 0,2 persen pada 149,38.

Mata uang Jepang juga tertekan oleh lonjakan harga minyak, yang pada Rabu (27/9/2023) menandai penutupan tertingginya pada tahun 2023 setelah penurunan tajam stok minyak mentah AS menambah kekhawatiran ketatnya pasokan global.

Zona 150 dipandang oleh pasar sebagai batasan bagi otoritas Jepang yang dapat memacu intervensi seperti yang terjadi tahun lalu.

“Jika kementerian keuangan serius dalam melakukan intervensi untuk mendukung pelemahan yen, yang menurut kami memang demikian, maka respons (intervensi) kemungkinan tidak akan terlalu jauh,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG, dalam sebuah catatan.

Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengatakan pada Kamis bahwa Jepang tidak akan mengesampingkan opsi apa pun jika ada volatilitas berlebihan dalam pergerakan mata uang, memperingatkan terhadap pergerakan spekulatif yen di tengah jatuhnya yen.

Di tempat lain, euro sebagian besar datar namun bertahan di atas level terendah 8 bulan pada Rabu (27/9/2023) di 1,04880 dolar karena investor menunggu data inflasi utama yang dirilis pada Jumat (29/9/2023) dari blok tersebut. Sterling berada di 1,2137 per dolar, tidak jauh dari level terendah sejak 17 Maret.

Aussie, yang menyentuh level terendah 10 bulan semalam, dan Kiwi keduanya menguat sekitar 0,3 persen terhadap greenback, mengurangi beberapa penurunan karena sebagian besar pasar mengabaikan data penjualan ritel Australia yang berada di bawah perkiraan pada hari sebelumnya.


Baca juga: Yuan merosot 81 basis poin menjadi 7,1798 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar AS menguat di tengah imbal hasil yang mencapai rekor tertinggi

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023