A scene still from 20th Century Studios’ THE CREATOR. Photo courtesy of 20th Century Studios. © 2023 20th Century Studios. All Rights Reserved. (Courtesy of 20th Century Studios/Courtesy of 20th Century Studios)

Tidak dapat dipungkiri, di era modern tahun 2023 saat ini, kecerdasan buatan sudah semakin jamak digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari informatika, telekomunikasi, hingga industri. Melalui film “The Creator”, sedikit banyak penonton dapat membayangkan bahwa dunia masa depan akan semakin maju dengan adanya kecerdasan buatan, meskipun belum diketahui apakah nantinya hal tersebut akan benar-benar terjadi atau tidak.

Di masa depan, Amerika Serikat sebagai negara yang menentang keras akan eksistensi kecerdasan buatan pun seakan melupakan jati diri negara mereka yang hingga saat ini dikenal sebagai salah satu perintis kecerdasan buatan.

Bukan tanpa sebab, insiden besar yang terjadi di salah satu negara bagian mereka dalam film “The Creator” menyimpan luka besar di hati mereka dan berakhir dengan ambisi untuk melawan para robot kecerdasan buatan. Sayangnya, tindakan peperangan yang mereka picu tersebut harus menelan korban jiwa lebih banyak, baik dari sisi manusia maupun para robot.

Baca juga: Film "Nona Manis Sayange" tayang 2 November

Salah satu kutipan paling berkesan adalah saat manusia di kawasan Asia sebagai target peperangan NOMAD Amerika Serikat mengucapkan, “Bahkan, para robot kecerdasan buatan masih memiliki hati dibandingkan orang-orang (dari NOMAD Amerika Serikat) itu!”

Hal ini karena mereka, masyarakat sipil yang tidak terlibat langsung akan permasalahan tersebut, harus merasakan pahitnya peperangan di antara keduanya. Namun, para robot kecerdasan buatan masih mau membantu masyarakat sipil yang tidak bersalah untuk menghindari aksi perlawanan yang dilakukan NOMAD Amerika Serikat.

Para robot pun mengelak bahwa insiden di Los Angeles sebelumnya bukanlah kesalahan mereka, tetapi kelalaian dari para manusia itu sendiri. Meski demikian, NOMAD Amerika Serikat tidak mau mengakui itu dan tetap melancarkan aksi pemusnahan terhadap robot kecerdasan buatan.


Pilihan cinta dan pengkhianatan

Sayangnya, peperangan tersebut harus membuat Joshua dengan istrinya, Maya terpisah selama bertahun-tahun. Joshua pun mengira bahwa sang istri telah tiada karena peperangan tersebut.

Suatu hari, Joshua diberi tahu oleh NOMAD bahwa istrinya masih hidup di sekitar wilayah sentralisasi penciptaan robot kecerdasan buatan. Joshua pun diberi tugas untuk mencari Nirmata atau arsitek robot kecerdasan buatan canggih yang telah mengembangkan suatu senjata misterius.
John David Washington as Joshua in 20th Century Studios' THE CREATOR. Photo by Oren Soffer. © 2023 20th Century Studios. All Rights Reserved. (Oren Soffer/Oren Soffer)

Alih-alih menemukan Nirmata, Joshua berhasil menemukan senjata misterius tersebut dalam wujud anak kecil bernama Alphie. Alphie pun mengetahui keberadaan Maya setelah Joshua memperlihatkan wajah Maya padanya.

Joshua pun mengambil kesempatan tersebut untuk mencari keberadaan Maya dengan bantuan Alphie dan meninggalkan tugasnya untuk mencari Nirmata. NOMAD Amerika Serikat yang mengetahui hal tersebut berusaha memburu Joshua yang pergi melarikan diri bersama Alphie, senjata misterius yang ingin mereka hancurkan.

Demi mengejar cintanya, Joshua rela ditandai sebagai pengkhianat dan berusaha menjangkau Maya hanya untuk sekali lagi memeluknya. Tidak hanya Joshua, penonton akan melihat banyaknya pengorbanan yang ditunjukkan oleh para tokoh untuk orang-orang tercinta, baik dari manusia maupun kaum robot itu sendiri.

Baca juga: Syuting film "Keramat Tunggak" dilakukan saat Ramadhan

Baca juga: Film musikal "Mean Girls" akan tayang di bioskop awal tahun depan

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023