Jakarta (ANTARA) - Data Center Business Vice President Schneider Electric Indonesia Yana Haikal menjelaskan, terdapat tiga langkah utama untuk memanfaatkan peluang pengembangan dan menciptakan talenta untuk memajukan data center di Indonesia.

Yana Haikal dalam siaran resmi pada Sabtu menjelaskan, data center menjadi tulang punggung teknologi modern, mendukung terlaksananya edge computing hingga artificial intelligence. Namun, kurangnya talenta digital menjadi tantangan besar seiring meningkatnya permintaan data center secara eksponensial.

Saat ini, kebutuhan talenta di bidang Teknologi Informasi Komputer/TIK nasional mencapai sekitar 9 juta orang dalam waktu 15 tahun sejak 2020 hingga 2035 atau sekitar 600 ribu talenta per tahun. Jika industri data center membutuhkan 1 persen saja per bulan, berarti dibutuhkan 500 talenta yang bersertifikasi.

Baca juga: EdgeConneX dukung ekonomi digital dengan pembangunan pusat data

Laporan Uptime Institute mengindikasikan bahwa pada 2025, setidaknya dibutuhkan 2,3 juta staf untuk menjalankan dan mengelola data center secara global, dengan permintaan yang sebagian besar berasal dari perusahaan raksasa internet dan penyedia layanan colocation di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.

Untuk itu, Schneider Electric menawarkan serangkaian solusi dan layanan untuk data center, termasuk jaringan data center, infrastruktur, keberlanjutan, dan pendinginan.

"Schneider Electric juga secara aktif melakukan kerja sama lintas sektor, termasuk dengan pemerintah, swasta, asosiasi, individu, dan media untuk menawarkan berbagai solusi yang dapat membantu mengatasi kekurangan talenta data center," kata Yana Haikal.

Ia menjelaskan, terdapat tiga hal untuk menjembatani kesenjangan talenta data center.
Berikut ulasannya:

Baca juga: Menko Luhut ungkap pentingnya pembangunan pusat data di Indonesia

Merangkul gig economy

Gig economy yang ditandai kontrak jangka pendek atau pekerjaan lepas, saat ini dengan cepat mendapatkan popularitas dan menjadi lebih umum di seluruh dunia. Di Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pekerja lepas mencapai 46,47 juta orang atau sekitar 32 persen dari total angkatan kerja yang mencapai 146,62 juta jiwa pada Februari 2023.

Perusahaan data center berkesempatan memanfaatkan kumpulan pekerja lepas yang terus bertambah guna mengakses berbagai talenta profesional yang mudah beradaptasi dan dengan cepat menjalankan proyek tanpa perlu prosedur perekrutan yang memakan waktu.

Selain itu, pekerja lepas dapat dibawa ke dalam tim jangka pendek guna menangani tugas-tugas non-inti atau mengelola lonjakan permintaan. Fleksibilitas itu memungkinkan perusahaan tetap lincah dan tanggap terhadap perubahan kebutuhan bisnis sekaligus membantu mengendalikan biaya.

Baca juga: PT Telkom targetkan bangun data center lebih masif lagi, incar 400 MW

Pentingnya talenta non-teknis

Pengelolaan data center membutuhkan beragam keahlian di luar hal teknis. Individu dengan latar belakang dari berbagai bidang seperti manajemen proyek, logistik, layanan pelanggan, dan bahkan seni dapat memiliki keterampilan untuk mengoperasikan data center.

Dengan memanfaatkan kumpulan talenta, maka para pemain data center dapat mengakses lebih banyak talenta profesional yang mudah beradaptasi dan dapat berkontribusi pada proyek tanpa perlu prosedur perekrutan yang memakan waktu.

Dalam banyak kasus, pekerja non-teknis mungkin memiliki kemampuan unik dengan potensi yang saling menguatkan talenta teknis dalam ekosistem industri data center. Selain itu, program pelatihan dan sertifikasi juga dapat menjembatani kesenjangan talenta non-teknis dan membantu para individu tersebut untuk memperoleh keterampilan.

Di Indonesia, kata Yana Haikal, Nusantara Data Center Academy menjadi salah satu lembaga yang menawarkan program pendidikan khusus data center yang terbagi menjadi dua lajur utama.

Lajur pertama adalah penciptaan tenaga kerja baru yang dihasilkan dari sekolah dan politeknik berbasis vokasi. Sedangkan lajur kedua adalah up-skilling dan re-skilling pekerja di ekosistem data center nasional, berbasis sertifikasi profesi yang diakui secara global.

Baca juga: Erick Thohir: RI perkuat data center untuk jadi pemain besar di ASEAN

Mentorship untuk menginspirasi talenta

Untuk mendukung ketersediaan talenta data center generasi berikutnya, para pemimpin dapat berperan dalam menginspirasi generasi muda untuk mempertimbangkan karier di bidang teknologi.

Hal itu dapat dicapai melalui program magang yang berhubungan dengan bidang Teknologi Informasi/TI. Di samping itu, mentoring dapat membantu pertumbuhan profesional karyawan senior dan junior yang berkelanjutan.

Yana Haikal berpendapat, keterampilan mereka dapat dikembangkan dengan memasangkan para profesional berpengalaman dengan kalangan yang baru berkarier.

Platform pengembangan talenta profesional khusus seperti Schneider Electric University juga dapat membantu menutup kesenjangan keterampilan di industri data center dengan membantu para pelaku industri untuk meningkatkan keterampilan dan mengikuti perkembangan teknologi, keberlanjutan, dan efisiensi energi yang baru.

Baca juga: Telkom resmikan 'data center' wujudkan ekosistem digital nasional

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023