Saya saja sebenarnya itu sudah hampir setiap hari sarapan umbi-umbian, jagung, sukun, pisang dan ternyata kan dengan umur saya yang seperti ini tetap masih sehat walafiat
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan tips agar bisa sehat dan bugar di tengah usianya yang tak lagi muda.

Hal itu disampaikan Megawati saat penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu.

Ia mengaku hampir setiap hari hanya menyerap panganan lokal. Adapun panganan lokal yang dimaksud berupa umbi-umbian, jagung, sukun hingga pisang.

"Saya saja sebenarnya itu sudah hampir setiap hari sarapan umbi-umbian, jagung, sukun, pisang dan ternyata kan dengan umur saya yang seperti ini tetap masih sehat walafiat, semangat," ujar Megawati.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat turut mengonsumsi makanan yang bersumber dari dalam negeri. Hal ini seperti gerakan 10 sumber pangan alternatif pendamping beras yang telah dicanangkan sejak Maret 2022.

Adapun 10 sumber pangan alternatif pendamping beras, di antaranya hanjeli, sukun, porang, pisang, talas, ubi, singkong, sagu, sorgum dan jagung.

Tidak hanya itu, ia juga meminta masyarakat terutama kaum ibu untuk dapat menanyakan apa saja makanan sehat kepada ahli gizi.


Baca juga: PDIP rekomendasikan kedaulatan pangan untuk kesejahteraan rakyat

Baca juga: Megawati bahas kedaulatan pangan-Pemilu 2024 dalam Rakernas IV PDIP


"Ibu-ibu itu 'mbok' berpikiran yang cepat, langsung habis ini cari ahli gizi. Lalu, bagaimana sih makanan sehat, apa saja sih yang enak?" katanya.

Sebelumnya, Jumat (29/9), Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri ingin Indonesia mewujudkan kedaulatan pangan agar lidah dan perut masyarakat tak terjajah dengan makanan impor.

Dalam menyampaikan pidatonya, dia mengutip keinginan ayahnya yang juga Presiden Pertama Indonesia Soekarno alias Bung Karno soal kedaulatan pangan.

"Apa yang telah disampaikan oleh Bung Karno bahwa dari lidah dan perut rakyat Indonesia tidak boleh terjajah oleh makanan impor. (Ini) bisa menjadi bahan untuk kritik atas praksis ideologi di bidang pangan," ujar Megawati di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9).

Ia juga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengkaji kembali aturan impor gandum. Sebab, bea atau pajak masuk impor gandum ke Indonesia tercatat 0 persen.

Dia menekankan pentingnya bea yang tinggi untuk gandum agar tidak adanya ketergantungan kepada hasil pertanian yang sulit ditanam di Indonesia itu. Padahal, Megawati mengatakan banyak sumber pangan lain untuk masyarakat Indonesia.

"Bukankah kita memiliki 10 sumber pangan lainnya, yaitu henjali, jagung, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas, dan ubi jalar yang tentunya kalau diolah dan di-back-up oleh BRIN kita ini, maka bisa menyubstitusi (mengganti) gandum sekiranya bea masuk dapat diterapkan dalam masa transisi maka dana yang ada bisa dipergunakan juga untuk menambah biaya riset terhadap produk substitusi gandum," kata Megawati.

Megawati menambahkan,penganekaragaman atau diversifikasi pangan masyarakat Indonesia juga perlu. Dia juga tidak ingin sumber pangan Indonesia hanya berasal dari beras.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023