Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti maraknya penebangan pohon di Indonesia, di mana negara lain terutama di Timur Tengah justru berbondong-bondong melakukan penghijauan.

Awalnya, dia menceritakan mendapat undangan oleh orang Arab Saudi. Adapun negara minyak itu gencar membuat program penghijauan.

"Saya dapat undangan nanti ke Saudi Arabia dan di sana yang nama Perdana Menteri-nya Pangeran Mohammed bin Salman itu sudah memberi pesan, sekarang itu ada konsep untuk menghijaukan Timur Tengah terbayang tidak, padahal Timur Tengah itu kan padang pasir, tapi buktinya apa, saya diberi foto-fotonya sudah mulai," kata Megawati dalam pidato penutupan di Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu.

Baca juga: PDIP tutup rapat pintu wacana duet Ganjar jadi cawapres Prabowo

Menurutnya, negara-negara di Timur Tengah itu bisa melakukan penghijauan karena ada daya juang yang kuat. Mereka ingin negaranya menghasilkan penghijauan bagi bumi.

"Itu bukan Arab Saudi saja loh, nanti yang namanya Suriah, Libya, Irak dan sebagainya pokoknya Timur Tengah. Apa tidak malu kita? Kalau mereka itu saja bisa, karena apa, karena niat, jiwa juangnya untuk membangun negaranya, untuk bisa hijau royo-royo, coba dong," ujarnya

Kondisi ini berbeda dengan Indonesia lantaran menebangi pohon yang sedang bertumbuh. Untuk itu, Presiden Kelima Indonesia itu bertanya apakah tidak malu melakukan penebangan pohon.

Padahal, sebuah pohon bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak.

"Lah kalian, ada yang belum apa-apa sudah menebangi pohon. Beringin itu bisa sampai 300 tahun, bayangkan kalian hanya menebang paling tidak 30 menit, masa tidak kasihan, padahal itu tempat makan siapa, binatang, burung, tupai, dan itu pun bijinya itu nanti apa ditebarkan oleh binatang bukan oleh kalian," jelas Megawati.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat penggundulan hutan (deforestasi) netto di Indonesia pada periode 2021-2022 sebanyak 104 ribu hektare (ha), turun 8,4 persen dibandingkan hasil pemantauan pada 2020-2021 sebanyak 113,5 ribu ha.

"Hal itu menunjukkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akhir-akhir ini menunjukkan hasil yang signifikan," kata Pelaksana tugas Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Plt Dirjen PKTL) KLHK, Ruandha A. Sugardiman dalam keterangannya di Jakarta pada Senin (26/6).

Ruandha mengatakan apabila dilihat tren deforestasi berdasarkan data sebelumnya, maka tahun ini penurunan luas hutan Indonesia relatif rendah dan cenderung stabil.

Kondisi penutupan lahan dan hutan Indonesia sendiri dinilai bersifat dinamis, seiring dengan kebutuhan lahan untuk pembangunan dan kegiatan lainnya, misalnya konversi hutan untuk pembangunan sektor nonkehutanan, perambahan dan kebakaran hutan, maupun kegiatan rehabilitasi hutan.

Baca juga: Megawati ingatkan kader mengabdi kepada bangsa dan turun ke bawah
Baca juga: Relawan Ganjar Pranowo gelar pengobatan gratis di DKI dan Jabar

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023