Hangzhou (ANTARA) - Atlet muda kano Indonesia Rudiansyah memetik pelajaran berharga pada debutnya di Asian Games Hangzhou setelah merasakan lawan-lawan tangguh di nomor 1000m tunggal putra, Senin.

Rudiansyah menyelesaikan perlombaan final di Fuyang Water Sports Centre hari itu di posisi kedelapan dengan catatan 4:58,328, terpaut margin sangat lebar 42,386 detik dari atlet Taiwan Lai Kuan-Chieh yang merebut emas.

Vladlen Denisov harus puas dengan perak untuk Uzbekistan setelah finis 0,052 detik berselang setelah bangkit dari posisi keempat.

Timofey Yemelyanov melengkapi podium untuk membawa perunggu bagi tim Kazhakshtan.

"Ini Asian Games pertama saya. Saya masih atlet junior juga, jadi harus lebih keras lagi latihannya," kata Rudiansyah ketika ditemui Antara.

Baca juga: Indonesia loloskan dua wakil ke final kano/kayak Asian Games Hangzhou

Atlet kelahiran 10 Januari 2003 itu menyadari olahraga kano bukan semata-mata mengerahkan segala kekuatannya untuk mendayung menuju finis.

Ia harus pintar-pintar melihat peluang bahkan tidak jarang mengorbankan performanya untuk tampil lebih baik di nomor berikutnya yang ia ikuti.

Seperti yang terjadi pada hari ini, Rudiansyah harus mengorbankan nomor 1000m tunggal putra karena dia melihat kans untuk tampil lebih baik pada nomor 500m ganda pada siang harinya.

"Belum puas dengan catatan waktu saya, tapi karena saya turun di dua nomor, tunggal dan ganda, maka otomatis satu harus dikorbankan.

"Soalnya, insyaallah saya lihat-lihat dari kemarin juga, selisih waktu yang ganda itu ada peluang."

Di nomor 500m ganda putra Asian Games Hangzhou, Rudiansyah akan berduet dengan seniornya di pelatnas Anwar Tarra, yang langganan menjuarai SEA Games dan membantu Indonesia merebut perak dan perunggu perahu naga Asian Games 2018.

Baca juga: Riska Andriyani amankan tiket final kano tunggal 200 meter putri

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023