Perubahan dalam mentalitas ini penting dan ini akan menjadi kesimpulan kami dalam mempersiapkan diri ke depan
Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim kano dan kayak Indonesia Andrii Kraitor menekankan pentingnya meningkatkan jam terbang atlet-atlet tanah air ke sejumlah kejuaraan internasional demi mengasah kemampuan dan mentalitas ketika berlomba.

Pelatih asal Rusia itu memang belum menyaksikan anak-anak asuhnya mempersembahkan medali bagi Indonesia di Asian Games Hangzhou, namun mantan juara dunia dan Olimpian itu melihat progres dari Ricka Andriyani ddk.

Ricka yang berpasangan dengan Nur Meni lolos ke final kano ganda putri 500m, namun kondisi lintasan yang berangin di Fuyang Water Sports Centre menghalangi mereka untuk mengeluarkan penampilan terbaiknya.

Nur dan Riska menyelesaikan nomor sprint kano itu di urutan keenam dengan catatan 2:11,699 yang terpaut 10,290 detik dari juara Olimpiade Xu Shixiao dan Sun Mengya yang dengan mudah membawa pulang emas ke tangan tuan rumah China.

Baca juga: Kondisi angin jadi kendala duet kano putri Indonesia di Asian Games

Sementara pada hari sebelumnya, sejumlah atlet kayak seperti Rapik Saputra di tunggal putra 1000m dan pasangan Irwan Indra Hidayat di kayak ganda putra 500m gagal menembus final.

"Saya ingin menyoroti bahwa kemarin anak-anak di kayak tidak lolos ke final, tetapi mereka menunjukkan hasil terbaik mereka dan menunjukkan semangat berjuang dan mereka sempat memimpin lomba," kata Kraitor.

"Sangat penting secara mental bahwa mereka mulai yakin bisa berada di depan, mereka bisa memimpin lomba. Saya rasa perubahan dalam mentalitas ini penting dan ini akan menjadi kesimpulan kami dalam mempersiapkan diri ke depan."

"Hal yang perlu digarisbawahi lagi adalah harus lebih banyak lomba internasional untuk menimba pengalaman dan pemusatan latihan di luar untuk melihat dan bertemu dengan orang lain," kata Kraitor.

"Karena ketika terlalu lama di rumah, maka itu akan menjadi zona nyaman."

Salah satu atlet junior kano Indonesia, Rudiansyah untuk pertama kalinya merasakan sendiri atmosfer kompetisi multicabang terbesar di Asia itu setelah tampil di final nomor kano tunggal putra 1000m.

Baca juga: Rudiansyah petik pelajaran dari debutnya di kano Asian Games Hangzhou

Rudiansyah menyelesaikan nomor tersebut di posisi kedelapan dengan catatan 4:58,328, terpaut margin sangat lebar 42,386 detik dari atlet Taiwan Lai Kuan-Chieh yang merebut emas.

"Ini Asian Games pertama saya. Saya masih atlet junior juga, jadi harus lebih keras lagi latihannya," kata atlet 20 tahun itu.

Melihat perjuangan Rudiansyah dan rekan-rekannya, Kraitor yakin tim dayung Indonesia memiliki masa depan yang cerah ke depannya lewat proyek pengembangan jangka panjang mereka.

"Anda tidak bisa memangkas lima detik dalam satu tahun. Anda perlu dua hingga tiga tahun untuk melakukan itu.

"Target selanjutnya adalah kualifikasi Asia, jadi semoga sepulang dari sini kami melakukan seleksi, memilih tim yang lebih besar dan kami akan mempersiapkan diri untuk tujuan selanjutnya," kata Kraitor.

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023