Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad menyatakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza merupakan sosok birokrat yang cocok menjadi calon wakil presiden.

"Profesor Yusril saat ini ketua umum partai politik yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan Yusri adalah sosok profesional serta birokrat teruji sejak era Orde baru (Orba) hingga era Reformasi. Dengan demikian, Yusril cukup kenyang asam garam perpolitikan tanah air.

Saat ini, Yusril bersama PBB merupakan partai pengusung bakal calon presiden Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Selain itu kata dia, Presiden Joko Widodo punya efek dalam menentukan siapakah cawapres Prabowo. Karena, itu adalah keputusan level elite. Dan, Jokowi adalah pimpinan di lingkar ketua umum parpol koalisi pemerintah.

"Ingat, Jokowi memiliki posisi sebagai ketua dari para ketua umum parpol yang saat ini mendukung pemerintahan. Termasuk Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra," katanya menegaskan.

Baca juga: Pengamat: Yusril figur bacawapres layak mendampingi Prabowo

Baca juga: PBB bulat dukung Prabowo meski Yusril Ihza tak jadi cawapres


Dari rekam jejak digital, Presiden Jokowi pernah menyatakan dukungan agar Yusril menjadi capres atau cawapres. Hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai Partai Bulan Bintang (PBB) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2023).

Tiba-tiba, Jokowi dalam sambutan, menyatakan dukungan kepada Yusril untuk menjadi capres atau cawapres dalam perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) 2024-2029.

"Beliau punya pengalaman panjang, saya mendukung lho kalau Yusril di 2024 nanti dicalonkan capres atau cawapres. Ini serius, serius," kata Jokowi kala itu.

Menurut Jokowi, tugas PBB saat ini, adalah mencari 'kendaraan' politik agar mampu memenuhi syarat pencalonan minimal 20 persen.

"Ya tugasnya di situ. Begitu dapat kendaraan saya dukung," ujarnya.

Selanjutnya, Jokowi membuka cerita lama kala dirinya akan mengikuti kontestati Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo pada 2010. Ternyata, salah satu parpol pengusung-nya adalah PBB.

"Serius. Karena saya saat wali kota (Pilwalkot), salah satu partai yang mendukung saya saat itu adalah PBB. Saat presiden (pilpres) juga PBB. Jadi kalau saya dukung, gantian enggak ada salahnya," kata Jokowi.

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023