....Saya ingin mencari informasi penyebab krisis."
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq mengakui bahwa ia berinisiatif untuk bertemu dengan Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman demi membahas krisis daging sapi.

"Bertemu di Angus Steak adalah atas permintaan saya karena saya sedang berupaya untuk mengatasi krisis daging. Saya ingin mencari informasi penyebab krisis," kata Luthfi dalam sidang di pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (17/5).

Luthfi menjadi saksi dalam kasus kasus suap kuota impor daging di Kementerian Pertanian dengan terdakwa dua direktur PT Indoguna Utama yaitu Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.

Pertemuannya dengan Dirut PT Indoguna Maria Elizabeth Liman dan sahabatnya Ahmad Fathanah yang terjadi pada 28 Desember 2012 tersebut menurut Luthfi karena ia menganggap menarik informasi dari Fathanah, yang mengatakan bahwa ada pengusaha yang baru pulang dari Amerika Serikat punya data mengenai krisis daging sapi.

"Saya mendengar dia punya informasi menarik untuk diinformasikan kepada Menteri (Pertanian Suswono) sebagai `second opinion`, tapi saat itu Elizabeth tidak ada meminta bantuan dan saya juga tidak pernah menjanjikan apa-apa ke Elizabeth," ungkap Luthfi.


Saat Safari PKS

Sebagai kelanjutan dari pertemuan tersebut, Luthfi mengatur agar Elizabeth dapat bertemu Menteri Pertanian Suswono saat Safari Dakwah PKS di Medan pada 11 Januari 2013.

"Saat Elizabeth memaparkan datanya, pak Menteri mengatakan info itu tidak valid," tambah Luthfi.

Tapi ia mengakui bahwa Fathanah pernah mengatakan bahwa Elizabeth punya perusahaan keluarga yang sebaiknya dibantu untuk menambah kuota impor daging sapi.

"Ahmad mengatakan bahwa Elizabeth punya perusahaan keluarga yang sebaiknya dibantu, dan saya katakan nanti saya sampaikan ke Menteri, tapi saya tidak pernah sampaikan karena saya tidak memikirkan mengenai masalah teknis tapi bagaimana Menteri dapat menyelesaikan masalah kelangkaan daging," tambah Luthfi.

Ia mengaku bahwa Fathanah juga berkali-kali menelepon untuk membantu agar Elizabeth dapat bertemu Menteri tapi ia tidak menanggapinya.

"Ahmad berulang-ulang menelepon saya untuk minta dibantu bertemu Menteri, mungkin lebih dari 10 kali padahal `concern` saya bukan itu, jadi saya bilang `ya sudah yang penting bahan disiapkan`, ini untuk menghentikan kejengkelan saya terhadap dia sementara saya tidak pernah sampaikan itu sekalipun kepada Menteri," tambah Luthfi.


Fathanah Tawarkan Uang

Luthfi juga mengaku bahwa Fathanah pernah menawarkan sejumlah uang sebagai imbal jasa membantu penambahan kuota impor daging sapi PT Indoguna Utama, tapi ia tidak menggubris tawaran itu.

"Ahmad pernah menawarkan, tapi saya tidak pernah merespon, saya tidak pernah bermaksud mengenalkan bu Elizabeth ke Mentan agar urusannya lancar. Motivasi saya hanya menyampaikan data yang ada, tidak masuk ke urusan bisnis," jelas Lutfhi.

Padahal hasil sadapan yang diputar Jaksa Penutut Umum KPK dalam sidang, terungkap bahwa Luthfi menjanjikan tambahan kuota impor daging sapi ke Fathanah.

Dalam pembicaraan itu Luthfi berencana mengajak Elizabeth bertemu dengan Mentan Suswono, namun Luthfi meminta Fathanah agar Elizabeth dapat mematahkan data Badan Pusat Statistik tentang daging sapi di dalam negeri.

"Pertama dia harus bisa yakinkan Menteri bahwa data BPS itu tidak benar, bahwa swasembada itu mengancam ketahanan daging kita, kalau bisa dia (Elizabeth) bawa data," ungkap Luthfi.

Menurut Fathanah, Indoguna hanya minta kuota sebanyak 8000 ton daging sapi sehingga fee yang disediakan Indoguna adalah Rp40 miliar karena setiap kilogram daging sapi bernilai Rp5.000.

"Annukhud arbain miliar cash," kata Fathanah, yang artinya Rp40 miliar tunai.

Namun Luthfi justru berjanji untuk mengupayakan agar kuota untuk Indoguna jadi 10 ribu ton daging sapi.

"Ana akan minta `full` ya," ucap Luthfi yang dibalas Fathanah "10 ribu ya berarti Rp50 miliar," kata Fathanah.

Terungkap pula penyerahan dana sebesar 40 ribu dolar AS yang menurut Luthfi digunakan untuk membayaran utang Fathanah kepada dirinya, meski rekaman pembicaraan yang diputar JPU tidak menunjukkan hal itu.

Pada rekaman terdengar bahwa Fathanah berencana memberikan 40 ribu dolar AS kepada Luthfi dan diantar ke ke kantor DPP PKS, di Jalan TB Simatupang, Jakarta.

"Iya, dua ratus lima puluh sudah transfer ke itu, siapa itu, dua ratus lima puluh juta, transfer," kata Fathanah lagi dalam rekaman pembicaraan tersebut.

Luthfi meminta agar uang diantarkan ke kantor DPP PKS, TB Simatupang, Jakarta.

"Ana lagi di DPP. Jam satu baru mau meninggalkan DPP," kata Luthfi kepada Fathanah.

Fathanah sepakat dengan mengatakan, "Ana usahakan, kalau lewat DPP, lewat DPP, anak tinggalin, langsung jalan nih."

Tapi Luthfi mengira Fathanah akan mengirimkan lebih dari 40 ribu dolar AS.

"Ana kira ente mau kirim lima ratus lima puluh," tambah Luthfi.

Namun Fathanah menjawab bila ia menambahkan uang, maka ia bisa rugi.

"Eh, jadi ana rugi. Ini bisa bisa, bisa bisa gunung antum ini, gunung antum ini, nanti ana kasih tau, gunung antum bisa meledak loh. Artinya betul-betul tidak ada pemasukan di antum. Terus korek korek korek korek korek korek akhirnya, akhirnya meledak sendiri deh, nggak kayak bisa tidur lagi di rumah," ungkap Fathanah dalam rekaman.

Akhirnya Luthfi sepakat hanya menerima 40 ribu dolar AS.

"Enggak.. Enggak..yang yang yang dulu kan potong pajak dua puluh lima persen. Kalau yang sekarang.... Haha...," jawab Luthfi.

Yang dibalas Fathanah "Ya Allah, ini pajak kali ini, pajak preman, ya akhi, ini pajak preman ini." (D017/A011)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013