Kalau dari Bandung, terus ke bandara Kertajati, kemudian Cirebon, baru turun ke Yogja, menurut saya terlalu lama
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menilai, pemerintah tidak perlu mengintegrasikan rute kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan bandara Kertajati, Jawa Barat, untuk mengefisienkan perjalanan para penumpang.

“Kalau dari Bandung, terus ke bandara Kertajati, kemudian Cirebon, baru turun ke Yogya, menurut saya terlalu lama,” kata Deddy Herlambang kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa para penumpang kereta cepat dari DKI Jakarta dengan tujuan akhir Surabaya, Jawa Timur, memiliki keinginan untuk mempersingkat waktu perjalanan menuju Solo, Jawa Tengah, Yogyakarta, atau Surabaya, Jawa Timur.

Dengan demikian, apabila rute kereta cepat meliputi Bandung, bandara Kertajati, Cirebon, dan Purwokerto, Deddy memandang kereta cepat menjadi tidak menarik karena tidak efisien.

Misalkan, kata Deddy, apabila kereta cepat berangkat dari Bandung dan langsung menuju Solo, perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam.

Hal tersebut berdasarkan perhitungan jarak tempuh dari Tegalluar, Kabupaten Bandung menuju Kota Solo, Jawa Tengah yang mencapai sekitar 445 km, dan kecepatan dari kereta cepat yang mencapai 350 km per jam.

“Tapi, kalau ke Kertajati, ke Cirebon, baru turun, mungkin waktunya bertambah satu jam lagi. Tidak efisien,” ujar Deddy.

Deddy mengingatkan bahwa esensi dari kereta cepat adalah efisiensi dan kecepatan dari para penumpang dalam mencapai destinasi yang diinginkan. Kereta cepat ini, kata Deddy, memiliki sifat yang berbeda dengan kereta komuter.

Terkait dengan hal tersebut, ia menyoroti rencana integrasi kereta cepat dengan bandara. Bagi Deddy, hal tersebut kurang tepat karena industri kereta cepat bersaing dengan pesawat terbang.

Terlebih, lanjut Deddy, bandara Kertajati memiliki kemudahan akses berupa Tol Cisumdawu dengan panjang 60 km. Deddy mengatakan bahwa masyarakat dapat tiba di bandara Kertajati dengan durasi di bawah satu jam apabila melalui tol tersebut.

“Kereta cepat itu adalah saingannya pesawat. Jadi, semisal kereta cepat itu diintegrasikan dengan bandara di Kertajati, itu blunder besar menurut saya,” kata Deddy.

Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kereta cepat Jakarta-Bandung-Surabaya, Jawa Timur, sedang dikaji oleh pemerintah.

"Presiden memerintahkan kami untuk membuat studi mengenai kelanjutan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sampai Surabaya," kata Luhut saat menghadiri acara Hub Space 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (29/9).

Ia mengatakan, Kereta Cepat Jakarta Bandung menuju Surabaya akan singgah di beberapa kota.

"Nanti melalui Kertajati, Yogyakarta, Solo, dan (terakhir) Surabaya," ujarnya.


Baca juga: Menhub: Jakarta-Surabaya dapat ditempuh kereta cepat dengan 3,5 jam

Baca juga: Jokowi: Studi Kereta Cepat Jakarta-Surabaya rampung dalam dua pekan

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023