Jasa lingkungan tersebut antara lain seperti ekowisata, pemanfaatan panas bumi, air, dan nilai ekonomi karbon
Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan taman nasional bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di daerah melalui pemanfaatan jasa lingkungan.
 
"Jasa lingkungan tersebut antara lain seperti ekowisata, pemanfaatan panas bumi, air, dan nilai ekonomi karbon," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya saat melaksanakan Rapat Koordinasi Teknis (rakornis) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) di Jakarta, Selasa.
 
Pada awal pembentukan tahun 1982 Indonesia hanya memiliki lima taman nasional. Namun saat ini Indonesia memiliki 55 taman nasional dan dan 130 taman wisata alam yang berada di kawasan konservasi seluas 27,4 juta hektare.
 
Taman nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
 
Balai besar atau balai taman nasional bertugas mengelola taman nasional dengan sistem zonasi, seperti zona rimba, zona tradisional, dan zona pemanfaatan. Sedangkan, taman wisata alam merupakan kawasan pelestarian alam yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi.
 
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bertanggung jawab terhadap pengelolaan taman wisata alam dengan sistem blok, seperti blok inti, blok tradisional, maupun blok pemanfaatan.
 
Kementerian LHK mencatat kunjungan wisata alam ke kawasan konservasi di Indonesia sebanyak 5,29 juta orang pada tahun 2022. Jumlah itu terdiri atas 5,29 juta wisatawan lokal dan 189 ribu wisatawan mancanegara.

Baca juga: KLHK sebut kawasan konservasi di Indonesia kian ramai pengunjung
Baca juga: TN Komodo berkontribusi Rp11 miliar ke PNBP
 
Berdasarkan jumlah kunjungan wisata alam itu menghasilkan nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp96,7 miliar.
 
Selain memberikan kontribusi kepada negara melalui PNBP, kata dia, pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam juga memberikan efek berganda kepada masyarakat berupa serapan tenaga kerja.
 
Kegiatan wisata alam di kawasan konservasi telah menciptakan banyak lapangan kerja. Mereka terdaftar sebagai tenaga kerja pemegang perizinan berusaha di kawasan konservasi.
 
Bahkan, kata dia, pemanfaatan jasa lingkungan juga menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sebagai penyedia jasa makanan dan minuman, pemandu wisata, serta penyedia cenderamata.
 
Menteri LHK mengatakan salah satu contoh peningkatan keterlibatan masyarakat ada di Taman Nasional Gunung Rinjani yang berlokasi di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pada 2021 dan 2022 Taman Nasional Gunung Rinjani mengalami peningkatan pelaku wisata operator tur dari 70 menjadi 109 orang, pemandu meningkat dari 794 menjadi 3.907 orang, dan kuli angkut dari 1.841 menjadi 11.577 orang.

Baca juga: PNBP Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mencapai Rp3,3 miliar
Baca juga: KLHK: Perlu strategi bisnis dalam pengembangan taman nasional

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023