Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM menangkap dua warga negara asing (WNA) China yang masuk daftar pencarian orang pemerintah mereka sejak 2004.

Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Silmy Karim, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, mengatakan, kedua WNA ini berinisial WJ dan WC (41) yang ditangkap di kawasan Pluit, Jakarta, pada Jumat (29/9) ketika sedang santap malam.

Baca juga: Polda Bali tahan buronan interpol China

Ia mengatakan, kedua pelaku ini melarikan diri dari China ke Indonesia dengan menggunakan paspor atas nama warga negara lain yang memiliki kemiripan wajah dengan mereka. WJ menggunakan paspor China atas nama Li Xiaqing dan WC berpaspor atas nama Weng Cheng.

"Mereka masuk ke Indonesia dengan data yang berbeda dan memiliki wajah yang mirip," katanya.

Ia mengatakan, duta besar China untuk Indonesia menyurati mereka pada 31 Agustus 2023 untuk mencari kedua pelaku ini yang lari dari negara mereka ke Indonesia.
Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM berkoordinasi dengan Kedutaan Besar China di Jakarta dan polisi negara itu terkait keberadaan WJ dan WC.

Baca juga: Lima buronan polisi Tiongkok dideportasi

Ia mengatakan, setelah mendapatkan surat, mereka langsung mencari kedua pelaku yang memakan waktu satu bulan lamanya dan pada 29 September 2023 Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mendapatkan info keduanya berada di satu restoran dan ditangkap.

Ia mengatakan, sempat terjadi perlawanan tapi dapat diatasi dengan baik oleh tim gabungan.

Menurut dia, sesuai pasal 75 Ayat (3) UU Nomor 6/2011, kedua buronan tersebut akan segera dideportasi ke negara asalnya karena mereka berada di Indonesia untuk menghindari pelaksanaan hukuman di negara asalnya.

Baca juga: Kejagung tangkap 121 buronan

Ia mengatakan kedua pelaku ini akan dideportasi ke negara asalnya pada Kamis (5/10). "Kami koordinasi dengan pemerintah RRT terkait deportasi kedua pelaku ini," kata dia.
 

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2023