Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif (Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menyebut faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan dukungan kepada Partai Amanat Nasional (PAN) adalah gencarnya sosialisasi.

Djayadi saat rilis survei LSI di Jakarta, Rabu, berpendapat demikian karena melihat efek ekor jas atau coat-tail effect atas tingginya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden RI Joko Widodo dinikmati PDI Perjuangan (PDIP), sementara asosiasi PAN dengan Jokowi tidak sekuat PDIP.

“Apalagi, kalau kita ingat pada pemilu sebelumnya, PAN itu partai yang berkoalisi dengan lawannya Pak Jokowi. Jadi, kalau mau ikut atribusi dengan ketokohan Pak Jokowi tidak bisa. Maka, satu-satunya faktor yang memengaruhi peningkatan suara PAN adalah peningkatan faktor sosialisasi,” kata dia sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya.

Selain itu, Djayadi menyebut tokoh lokal bisa menjadi faktor penyumbang tingkat dukungan publik terhadap suatu partai politik. Dia menyebut aspek ketokohan turut menjadi faktor di tingkat lokal.

Menurutnya, pemilu legislatif sejatinya adalah pertarungan domestik di daerah pemilihan. Oleh sebab itu, ia menilai apabila sebuah partai di tingkat lokal meningkat gerakannya, maka bisa membantu elektabilitas partai secara keseluruhan.

“Karena itu, faktor apa yang paling mungkin memengaruhi PAN? Ya, soal sosialisasi,” ujarnya.

Di sisi lain, Djayadi mengatakan terdapat konsolidasi PAN dengan Muhammadiyah karena banyak anggota ormas Islam tersebut memilih PAN. Kendati demikian, dia mengingatkan karakteristik warga Muhammadiyah yang cenderung baru menentukan pilihan saat mendekati pemilu.

Baca juga: Survei LSI: Prabowo unggul “head to head” Ganjar ataupun Anies
Baca juga: Survei LSI: Elektabilitas PDI Perjuangan masih teratas


“Cenderung baru menentukan di ujung-ujung, menjelang hari H pemilu,” imbuh Djayadi.

Dalam rilis survei nasional LSI periode 18–20 September 2023 tersebut, LSI menyatakan elektabilitas PAN mencapai 4 persen atau telah memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

Dijelaskan bahwa elektabilitas terbesar PAN disumbang pemilih dari Sumatra 7,1 persen, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 5,5 persen, dan Jawa Barat 5 persen. Dukungan terbesar berasal dari masyarakat perkotaan (5 persen) daripada pedesaan (2,9 persen).

Sementara itu, Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengaku tidak tahu pasti faktor pendorong meningkatnya dukungan kepada PAN. Namun, berdasarkan survei yang telah dilakukan pihaknya, Burhanuddin menyebut kenaikan itu dipengaruhi oleh masifnya sosialisasi PAN melalui berbagai kanal.

“Di data saya, faktor utama peningkatan adalah sosialisasi PAN. Jadi, kita punya pertanyaan, 'Dalam satu bulan terakhir, partai-partai mana yang sering Ibu/Bapak lihat di TV, radio, koran, sosial media, spanduk, baliho?' Nah, PAN itu naik signifikan. Hanya kalah dibanding PDIP dan Gerindra,” ucapnya.

Berikut elektabilitas partai politik berdasarkan survei LSI 18–20 September 2023:
1. PDIP 23,4 persen
2. Partai Gerindra 15,7 persen
3. Partai Golkar 7,3 persen
4. PKB 5,8 persen
5. PKS 5 persen
6. Partai Demokrat 4,2 persen
7. Partai NasDem 4,1 persen
8. PAN 4 persen
9. Partai Perindo 2,6 persen
10. PPP 2,4 persen
11. PSI 1,1 persen
12. Partai Ummat 1 persen
13. Partai Hanura 0,5 persen
14. PKN 0,4 persen
15. PBB 0,3 persen
16. Partai Gelora 0,2 persen
17. Partai Garuda 0,2 persen
18. Partai Buruh 0,1 persen
19. Tidak tahu/tidak menjawab 21,5 persen

Survei nasional LSI ini dilakukan pada 18–20 September 2023. Target populasi survei adalah warga negara Indonesia usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki ponsel.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yaitu teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Sebanyak 1206 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

LSI menyebut wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Sementara itu, margin of error survei diperkirakan plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023