Anak-anak muda harus sadar, harus bisa merawat rasa nasionalisme kebangsaan
Pamekasan (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melakukan pembinaan ideologi Pancasila kepada ratusan pesepakbola muda yang tergabung di klub sepakbola Madura United FC di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu.

"Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan menguatkan karakter atlet muda tentang ideologi bangsa. Ada sebanyak 150 orang pemain Madura United FC dari kelompok usia 16, 18 dan 20 tahun yang mengikuti pembinaan," kata Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Annisa Zhafarina, Rabu.

Pembinaan ideologi Pancasila yang dikemas dalam bentuk temu publik digelar di Madura United Training Ground (MUTG), yakni stadion mini yang menjadi pusat latihan klub sepakbola berjuluk 'Laskar Sape Kerrap' itu.

Annisa mengatakan, pelatihan tentang pemahaman ideologi Pancasila itu penting, karena sebenarnya, nilai-nilai yang terkandung dalam dunia sepakbola adalah senafas dengan nilai ideologi Pancasila, yakni kebersamaan dan persaudaraan.

Poin penting dalam ideologi Pancasila yang tidak boleh dilupakan menurut dia, adanya persatuan dalam perbedaan, demokrasi, keadilan sosial.

Baca juga: BPIP-Komite Olahraga Tradisional kenalkan Pancasila melalui permainan
Baca juga: BPIP jadikan olahraga salah satu cara sosialisasikan Pancasila


Bagi atlet muda yang harus diingat jika atlet bukan sekadar pekerjaan. Namun di masa modern sekarang, adalah perang gengsi suatu negara bisa didapatkan dengan olahraga, salah satunya sepak bola.

“Kita bertanding dengan sehat. Bagaimana caranya bendera Indonesia bisa berkibar di negara lain. Ingat, dalam bertanding atlet ingat ingat negaranya dan nilai-nilai Pancasila yang dibawa,” kata Annisa.

Putri Presiden Klub Madura United Achsanul Qosasi ini lebih lanjut menjelaskan, bahwa langkah dalam penguatan ideologi Pancasila, atlet harus menjaga badan agar tetap sehat dan selalu berteman dengan orang-orang baik.

"Dan kalau nanti sudah sukses bermain di klub profesional, apapun yang diajarkan di SSB jangan dilupakan, bahwa sepak bola itu adalah olahraga yang sportif dan sehat. Jangan sampai bermain untuk melukai orang," katanya.

Sementara itu, Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP Toto Purbiyanto menyatakan, karakter yang harus dimiliki pesepakbola tentunya selaras dengan nilai Pancasila.

"Jangan mengartikan bermain bola hanya untuk sekadar bermain bola," katanya.

Baca juga: Pemuda harus pahami karakter demokratis dalam olahraga
Baca juga: Pancasila dari Indonesia untuk dunia


Akan tetapi, sambung dia, harus berpikir bagaimana menjadi seorang pemain bola yang bermanfaat. Tidak hanya pada dirinya, tetapi juga bermanfaat untuk orang lain, termasuk lingkungan, negara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

"Yang perlu dicamkan bersama, bagaimana mencintai lingkup terdekat. Misalnya jangan merusak lingkungan atau membuat onar. Anak-anak muda harus sadar, harus bisa merawat rasa nasionalisme kebangsaan, mulai dari paling dekat," katanya.

“Kita sadar, negara punya tujuan. Dan semua harus sama tujuannya. Sebab kita tidak mungkin bisa mencapai tujuan, jika pemahaman dan pandangannya kita berbeda-beda. Kita punya Pancasila, sebagai ideologi yang harus kita rawat bersama,” katanya, menambahkan.

Menurut Toto, bermain bola bukan sekadar hobi, akan tetapi diharapkan tidak merusak hobi dan kesenangan orang lain, dengan cara bermain kasar, yang tidak hanya merugikan lawan, tetapi juga mengakibatkan luka dan membuat lawan tidak bisa bermain.

“Ingat, makna lambang Pancasila yang tertera di dada baju kaos timnas Indonesia, menandakan Pancasila dijadikan dasar negara. Ideologi bangsa, dan pesepakbola muda Madura pasti berkembang ke depan. Bersyukurlah anak-anak muda yang bisa berkarier di Madura United hingga timnas. Dalam setiap kesempatan, bawalah Pancasila,” katanya.

Baca juga: Romo Benny: Toleransi harus menjadi cara berpikir semua generasi
Baca juga: BPIP berikan 18 Anugerah Ikon Prestasi dan Insan Pancasila 2023
Baca juga: BPIP gelar pendidikan Pancasila bagi PNS dan pegawai BUMN

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023