Jakarta (ANTARA) -
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meyakinkan industri farmasi dan alat kesehatan (alkes) Jepang bahwa Indonesia adalah pasar yang menarik dan prospektif.
 
Hal itu disampaikan Menperin pada Forum Bisnis Farmasi dan Alat Kesehatan Indonesia-Jepang ke-2 tahun 2023 di Osaka, Jepang, Kamis (5/10) waktu setempat.
 
"Indonesia akan menjadi negara tujuan yang menarik bagi investor alat kesehatan. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah produsen peralatan kesehatan yang beroperasi di Indonesia," katanya lewat keterangan di Jakarta, Kamis.
 
Menurut Menperin, ada beberapa faktor utama yang membuat Indonesia menarik bagi produsen alat kesehatan, antara lain pasar yang besar dan terus tumbuh, populasi generasi muda, meningkatnya kelas menengah, kebijakan pemerintah yang pro bisnis, serta ketersediaan tenaga kerja industri terampil.
 
Menperin menyebutkan, pertumbuhan industri alat kesehatan di Indonesia semakin berkembang pesat. Pada tahun 2021, pasarnya bernilai 3,5 miliar dolar AS, dan diperkirakan tumbuh menjadi 6,5 miliar dolar AS pada tahun 2026.
 
"Guna mendukung kebijakan substitusi impor, kami terus membuka peluang yang menjanjikan untuk para perusahaan berinvestasi di sektor bahan baku untuk industri farmasi dan alat kesehatan. Upaya ini akan menguatkan struktur manufaktur di dalam negeri sehingga bisa berdaya saing global," paparnya.
 
Untuk mencapai sasaran tersebut, salah satu langkah kunci adalah pemberian insentif untuk memacu investasi dalam penelitian dan pengembangan di sektor industri farmasi dan alat kesehatan.
 
Pemberian insentif bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi pada sektor ini dan mendorong pengembangan produk-produk baru dan inovatif yang dapat meningkatkan hasil layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
 
Selain insentif penelitian dan pengembangan, pemerintah juga terus memprioritaskan pengembangan kapasitas produksi lokal untuk obat esensial dan alat kesehatan.
 
Di sisi lain, Kemenperin juga terus mengakselerasi kemajuan teknologi dan penerapannya dalam bisnis farmasi guna meningkatkan ketahanan sistem kesehatan nasional. Membangun sektor bahan aktif farmasi diyakini dapat memperkuat struktur industri farmasi.
 
Kemenperin juga terus mengakselerasi kemajuan teknologi dan pemanfaatannya dalam bisnis farmasi dan alat kesehatan guna meningkatkan ketahanan sistem kesehatan nasional, salah satunya melalui upaya membangun sektor bahan aktif farmasi atau API (Active Pharmaceuticals Ingredients).
 
"Pengembangan API menjadi kunci agar kita tidak lagi tergantung impor bahan aktif farmasi negara-negara lain karena memiliki kemampuan memproduksi obat-obatan dari bahan bakunya. Kita juga mempunyai kekuatan yang disebut dengan OMAI (Obat Modern Asli Indonesia) yang sangat menjanjikan dan harus terus-menerus dieksplor,” kata Menperin.
 
Menperin mengemukakan, Jepang merupakan negara terdepan yang aktif berinvestasi di sektor industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional.
 
Hingga saat ini, lebih dari 10 perusahaan farmasi Jepang terus beroperasi dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan kesehatan nasional. Selain itu, sebagian besar dari mereka telah beroperasi lebih dari 50 tahun sejak didirikan di Indonesia.
 
Menperin berharap, kerja sama investasi dan bentuk kemitraan lainnya antara Indonesia dan Jepang terus meningkat, sehingga inovasi teknis dan kemajuan di bidang farmasi dapat bermanfaat bagi banyak sektor masyarakat yang membutuhkannya.
 
"Selain vaksin, immunoserum, dan antigen, Indonesia juga harus mampu swasembada produk biologi atau biosimilar yang saat ini sedang berkembang pesat, khususnya bioteknologi hasil fermentasi, rekayasa genetika, atau kloning, seperti antibodi monoklonal dan protein rekombinan,” terangnya.

Baca juga: Kemenkes berkolaborasi dengan Jepang kembangkan industri farmasi
Baca juga: Kemenperin dukung penguatan kerja sama industri farmalkes RI-Jepang
Baca juga: Indonesia ajak perusahaan farmasi Jepang tingkatkan investasi

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023