Manila (ANTARA) - Ancaman bom yang memicu keluarnya peringatan keamanan di bandara-bandara Filipina "kemungkinan besar adalah hoaks", kata kepala polisi penerbangan setempat pada Jumat.

Pihak berwenang memerintahkan 42 bandara di seluruh Filipina agar memperketat pengamanan setelah menerima surel dari orang tak dikenal yang mengancam akan meledakkan pesawat yang terbang dari Manila ke beberapa destinasi wisata.

Meski ada peringatan, bandara internasional utama di Manila dan dua maskapai terbesar beroperasi seperti biasa. Menteri Perhubungan Jaime Bautista menyatakan tidak ada penerbangan yang ditunda.

Pasukan polisi dan anjing pelacak dikerahkan ke terminal-terminal di Manila sebagai bagian dari "langkah-langkah meningkatkan keamanan segera" di bandara-bandara, kata pihak berwenang.

Ancaman bom tersebut sedang diverifikasi, kata mereka.

Otoritas Penerbangan Sipil (CAAP) mengatakan layanan lalu lintas udara menerima surel anonim tentang ancaman terhadap penerbangan dari Manila ke Davao, Bicol, dan daerah-daerah tujuan wisata seperti Palawan dan Cebu.

Baca juga: Filipina selidiki tanker asing yang tabrak kapal nelayan di LCS

Dalam memo bertanggal 4 Oktober yang dikirim ke media pada Jumat, CAAP mengungkapkan  surel itu tidak menyebut kata "bom", tetapi "pesawat akan meledak" di bandara Manila dan "harap berhati-hati".

"Cebu, Palawan, Bicol, dan Davao juga akan jadi sasaran", tulis surel tersebut.

Cebu yang merupakan salah satu destinasi wisata pantai terpopuler di Filipina, didatangi lebih dari 1 juta wisatawan domestik dan asing tahun lalu, sedangkan Bicol dikunjungi hampir 5 juta wisatawan.

Kepala polisi penerbangan Jack Wanky mengatakan ancaman itu dikirimkan Rabu sekitar pukul 08.00 (07.00 WIB) tetapi dia meragukan kebenarannya.

"Kemungkinan besar ini cuma hoaks. Tidak terjadi apa-apa," kata dia. "Operasi bandara jalan terus, semuanya normal."

Sebuah bandara regional di Bicol adalah yang pertama menerima surel tersebut. Polisi Wilayah Ibukota Nasional yang menerima informasi serupa lalu memberi tahu polisi penerbangan.

Pengusaha Australia Kevin Beachley, yang terbang dari Manila pada Jumat, mengaku tidak khawatir.

Baca juga: China klaim sukarela singkirkan penghalang apung di Laut China Selatan

"Ini cuma cara mudah membuat banyak masalah tanpa harus melakukan apa pun selain menelepon," kata dia.

Namun, warga Filipina Joy Nequinto mengaku lebih waspada.

"Keamanan kami tidak begitu bagus, terutama di Manila. Saya memang mencintai Filipina, tetapi kadang-kadang saya merasa takut di bandara."

Seorang sumber pada Philippine Airlines, yang meminta namanya tidak disebutkan, menegaskan maskapai itu beroperasi "seperti biasa".

Juru bicara Cebu Pacific Air mengatakan maskapai itu "mengikuti protokol seperti biasa".

"Tidak berdampak pada penerbangan terjadwal dan kami ingin memastikan kepada warga yang bepergian bahwa protokol telah diterapkan untuk memastikan keamanan dan keselamatan semua orang," kata Menteri Bautista.

Baca juga: Marcos: Filipina akan pertahankan wilayahnya di Laut China Selatan

Sumber: Reuters

 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023