Magelang (ANTARA News) - Ribuan umat Buddha dari dalam dan luar negeri secara khusyuk terlihat melakukan prosesi puja bakti agung Asadha 2550 di Candi Mendut Kabupaten Magelang Jawa Tengah, Sabtu (8/7). Prosesi yang dimulai pukul 17.00 WIB ditandai pengusungan relik Sang Budha dengan tandu yang dilakukan sejumlah umat Buddha diikuti puluhan biksu dan pembawa berbagai panji Buddha dari kompleks Vihara Mendut yang berjarak sekitar 100 meter dari Candi Mendut. Sementara itu ribuan umat duduk bersila di karpet yang digelar di pelataran Candi Mendut. Tiga altar yang masing-masing terdapat patung Buddha warna kuning emas, deretan lilin, dan instalasi janur terlihat berdiri di tiga tempat di pelataran candi. Seorang pembawa relik Buddha di dalam wadah berwarna kuning keemasan memasuki Candi Mendut dan meletakan relik itu di altar utama candi. Para biksu yang mengenakan jubah warna kuning emas membawa bunga, lilin, dan dupa diikuti sejumlah umat Buddha berjubah warna putih yang masing-masing membawa bunga sedap malam secara khidmat melakukan pradaksina. Mereka mengelilingi Candi Mendut yang terletak sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur itu sebanyak tiga kali secara khusyuk. Lantunan parita suci diucapkan sejumlah biksu yang berada di dalam candi setelah mereka membakar dupa dan menyalakan lilin. Rombongan pimpinan prosesi keluar dan menuruni tangga candi untuk memimpin puja bakti Asadha yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Perayaan Asadha untuk mengenang Sang Buddha Gautama menyampaikan ajaran dharma pertama kali kepada lima pertapa yang selanjutnya menjadi pedoman hidup sehari-hari umat Buddha di seluruh dunia hingga saat ini. "Peristiwa Asadha membuat dunia mengenal dharma. Perayaan ini mengenang Sang Budha pertama kali mengajarkan dharma kepada lima pertapa sehingga mereka mendapat pencerahan," kata Dirjen Bimas Buddha Departemen Agama Budi Setyawan. Ajaran dharma, katanya, selanjutnya menjadi sikap hidup umat Buddha. Pada zaman modern ini ajaran dharma masih menjadi pegangan hidup umat dalam rangka menghadapi arus modernisasi yang ditandai sikap manusia yang materialis. "Arus materialis jika tidak kita sadari akan mempengaruhi jalan hidup kita. Kita harus mengembangkan etika dan moral. Dharma menjadi sumber utama ajaran Buddha dan menjadi pedoman hidup kita," katanya. Ia mengatakan, ajaran dharma bagi umat Buddha untuk mencapai kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan ini. Masalah kebijaksanaan tidak lepas dari hati dan pikiran umat. Ketua Umum Panitia Puja Bakti Agung Asadha 2550 Kurniadi Tjahya mengatakan, perayaan dihadiri umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan, dan Bali. Umat Buddha dari beberapa negara termasuk Ketua Sangha Kamboja, Samdech Sangharaja Sungandhapati Kry Bour Mahathero juga hadir pada kesempatan itu. Kotbah dharma disampaikan pimpinan Vihara Mendut Magelang Biksu Sri Pannyavaro Mahathera dilanjutkan pemercikan tirta parita kepada umat. "Acara ini istimewa karena pertama kali dilaksanakan secara nasional oleh Theravada Indonesia," katanya. Pada kesempata itu umat Buddha juga berdoa bagi para korban bencana alam di Indonesia dan untuk keselamatan bangsa, kata Kurniadi Tjahya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006