Beijing (ANTARA) - Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) menyebutkan bahwa sejumlah ilmuan negara itu mengusulkan sebuah strategi untuk evolusi sirkuit saraf yang terinspirasi oleh otak, membantu menjelaskan tentang pengembangan jaringan saraf spiking dengan kemungkinan biologis yang lebih masuk akal dan efisien.

Seorang peneliti di Institut Automasi di bawah naungan CAS sekaligus pemimpin tim penelitian tersebut Zeng Yi menjelaskan bahwa penelitian itu mengusulkan sebuah ide untuk penelitian kecerdasan kognitif yang terinspirasi oleh otak secara umum.

Sirkuit saraf yang berbeda di otak terlibat dalam pengembangan fungsi kognitif yang berbeda, dan sinergi adaptif dari sirkuit tersebut mendorong persepsi, pembelajaran, dan pengambilan keputusan manusia.

Sangat penting untuk mengeksplorasi karakteristik dinamis sirkuit saraf biologis dari perspektif komputasi dan menerapkannya untuk meningkatkan kemampuan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Dengan menerapkan sirkuit saraf yang telah berevolusi, para peneliti membangun jaringan saraf spiking untuk klasifikasi gambar dan tugas pembelajaran penguatan.

Dengan menggunakan strategi Evolusi Sirkuit Neural (Neural Circuit Evolution/NeuEvo) yang terinspirasi dari otak dengan tipe sirkuit neural yang kaya, jaringan saraf spiking yang berevolusi sangat meningkatkan kemampuan dalam tugas-tugas persepsi dan pembelajaran penguatan, papar penelitian tersebut.

Penelitian itu mengungkapkan bahwa dikombinasikan dengan algoritme pembelajaran penguatan on-policy dan off-policy, NeuEvo mencapai kinerja yang sebanding dengan jaringan saraf tiruan.

Studi itu baru-baru ini dipublikasikan di jurnal Amerika Serikat Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023