New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia melemah pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data aktivitas manufaktur dari China mengecewakan, namun penurunannya dibatasi pelemahan dolar AS, kata para analis.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun tipis sebesar tiga sen menjadi menetap di 94,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli turun 16 sen, atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 102,44 dolar AS per barel di perdagangan London.

Harga minyak mengupas kerugian awal karena dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya. Dolar merosot terhadap yen Jepang di tengah kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS kemungkinan segera mengurangi langkah-langkah stimulus segera.

Melemahnya greenback membuat minyak dalam denominasi dolar lebih menarik sebagai tempat investasi, sehingga mendorong harga naik.

Aktivitas manufaktur China pada Mei mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak Oktober lalu, sebuah survei awal dari HSBC menunjukkan. China adalah negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Indeks pembelian manajer (PMI) manufaktur HSBC untuk Mei merosot menjadi 49,6, di bawah garis batas 50. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan sedangkan di bawah itu menunjukkan sebuah kontraksi.

China menghadapi peningkatan risiko penurunan pada kuartal kedua, kata Qu Hongbin, kepala ekonom HSBC China seperti dikutip Xinhua.

(A026) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013