Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) wilayah setempat meluncurkan aplikasi "Jatim Berdasi".

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam keterangannya di Surabaya, Senin, menjelaskan aplikasi "Jatim Berdasi" merupakan akronim dari "Jawa Timur Berdaya dengan Inovasi".

"Jatim Berdasi merupakan inovasi berbasis digital yang memudahkan daerah-daerah dalam menginput inovasinya. Dengan begitu, proses pendaftaran inovasi tak lagi membutuhkan berkas secara manual, termasuk proses kurasi dan verifikasi oleh tim penilai," katanya.

Peluncuran aplikasi "Jatim Berdasi" digelar di sela penyerahan Inovasi Teknologi (Inotek) Award yang diselenggarakan oleh Brida Jatim.

Baca juga: Kemenkumham Jatim apresiasi Gubernur Khofifah lindungi KI

Baca juga: Sandiaga: "Mojo Batik Festival" layak jadi kegiatan nasional


Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menekankan agar beragam inovasi yang telah dilakukan harus berdampak bagi masyarakat.

"Inovasi dan teknologi yang diciptakan harus memberikan dampak yang manfaat bagi kehidupan dan kemanusiaan," ujarnya.

Percepatan inovasi dan teknologi, kata dia, adalah mutlak yang harus terus dilakukan, terutama di era yang serba dinamis, dengan segala perubahannya di beragam sektor.

Terlebih, menurutnya inovasi dan teknologi merupakan salah satu pilar utama pembangunan untuk mewujudkan visi Indonesia emas tahun 2045.

"Pilar pertama pembangunan menuju Indonesia emas 2045 ialah pembangunan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi atau IPTEK. Pada posisi inilah pertemuan antara inovasi dan digital atau IT menjadi bagian yang sangat penting untuk kita bangun komitmen bersama Satu Data Jatim," katanya.

Khofifah menjelaskan Satu Data Jatim menjadi penting untuk membangun seluruh proses pelayanan publik, investasi, dan berbagai koordinasi menjadi cepat, mudah dan murah.

Selain itu juga bisa termonitor oleh siapa saja yang membutuhkan kecepatan koordinasi dalam keadaan apapun, terutama dalam menghadapi beragam tantangan di hari ini maupun di masa mendatang.

Dicontohkan, salah satu tantangan yang saat ini dihadapi adalah "climate change", sehingga semua pihak harus melakukan mitigasi kebencanaan, termasuk bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Apabila didukung dengan sistem berbasis digital yang menyediakan data akurat terkait titik api, maka penanganan via darat maupun udara bisa dilakukan lebih presisi," ucap Khofifah.*

Baca juga: Pemprov Jatim fasilitasi pelatihan usaha bagi ratusan disabilitas

Baca juga: Gubernur Khofifah minta guru berinovasi cetak generasi emas 2045

Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nashrullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023