Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyebutkan bahwa Forum Bisnis Indonesia-Eropa (IEBF 2023) akan fokus pada lima sektor prioritas guna mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

"Dari sisi Indonesia, kita akan fokus pada lima sektor prioritas," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Duta Besar Umar Hadi dalam Media Gathering Indonesia-Europe Business Forum di Kemlu RI, Jakarta, Selasa.

Kelima sektor yang dimaksud, kata Umar Hadi, adalah komponen mesin dan elektronik, industri kreatif, transisi energi, ekonomi digital, dan infrastruktur kesehatan.

Dengan mengangkat tema optimalisasi peluang bisnis Indonesia-Eropa guna mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, IEBF 2023 ditujukan untuk memberikan ruang bagi para pengusaha dari Indonesia dan Eropa untuk melakukan bisnis sehingga terwujud kerja sama baru yang menguntungkan secara ekonomi bagi kedua belah pihak.

IEBF 2023 akan digelar pada Selasa, 17 Oktober 2023, dan diselenggarakan atas koordinasi antara Direktorat Jenderal Amerika dan Uni Eropa Kemlu RI didukung oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Umar Hadi menjelaskan bahwa dalam IEBF tahun ini, dirinya melihat momentum yang lebih besar untuk pangsa pasar usaha Indonesia di luar negeri, contohnya adalah adanya aktivitas usaha yang semakin besar dari pengusaha-pengusaha dari kawasan Eropa untuk berbisnis di Indonesia.

"Kalau sebelumnya kita pisah antara Eropa, Eropa Tengah, dan Eropa Timur. Sekarang kita satukan, karena potensinya mirip. Contohnya, komponen kendaraan bermotor," kata Umar.
Baca juga: Menko Airlangga temui perwakilan Parlemen Eropa bahas IEU-CEPA

"Rupanya produk-produk komponen motor dari Indonesia mulai ada momentum untuk pangsa pasar lebih besar, terutama ketika masuknya melalui negara-negara Eropa Tengah seperti Polandia," kata dia lebih lanjut.

Pada akhirnya, produk-produk tersebut dari Indonesia tersebut, kata dia, juga masuk ke pasar Eropa lainnya. Untuk itu, forum bisnis Indonesia dengan Eropa tahun ini digelar dengan cakupan dan keterlibatan negara yang lebih luas, yaitu sekitar 48 negara yang berasal dari kawasan Eropa Barat dan Selatan, yang juga dianggap sebagai pasar tradisional, dan konvensional atau potensial.

Sementara itu, forum tersebut juga, kata Umar Hadi, digelar bersamaan dengan Indonesia-Latin America (Inalac Business Forum) karena keduanya digelar hampir bersamaan juga dengan Pameran Dagang (Trade Expo) sehingga memungkinkan para pelaku bisnis yang hadir dalam pameran tersebut untuk hadir dalam IEBF dan Inalac Business Forum.

Dengan menggelar kedua forum secara bersamaan, Umar Hadi berharap forum tersebut dapat memungkinkan produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar Amerika Latin melalui Spanyol.

"Ini yang kita gali terus. Supaya tambah banyak, bukan hanya dari segi jumlah, tetapi juga dari segi pelakunya," kata dia.

Umar mengutarakan harapannya agar melalui forum tersebut, akan ada lebih banyak pelaku usaha dari Indonesia yang aktif melakukan transaksi bisnis dengan pelaku usaha di Eropa maupun Amerika Latin.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai jadi daya tarik eksportir Eropa

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023