Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) meresmikan penggunaan Pojok Statistik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) UI Kampus Depok, Jawa Barat.

"Dengan adanya pojok statistik, mahasiswa dapat mengakses data-data dari BPS, hal ini penting karena data merupakan sumber kekayaan yang melimpah, sehingga diharapkan mahasiswa bisa memanfaatkannya," kata Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Abdul Haris usai meresmikan pojok statistik di Depok, Senin.

Baca juga: Sejumlah kampus di Jateng tertarik miliki pojok statistik

Abdul Haris mencontohkan mahasiswa bisa mengambil data polusi udara di Jakarta. Dengan data-data yang dimiliki bisa dianalisis untuk mengetahui berapa luas DKI Jakarta, kontribusi asap ini gimana.

Selanjutnya, juga dapat diperoleh data berapa banyak motor yang lewat Jakarta, pembangkit listrik yang menggunakan batu bara berapa, sehingga kita bisa memberikan jalan keluar atau solusi dalam setiap permasalahan.

Pojok statistik di UI memiliki tiga layanan konsultasi, edukasi dan promosi statistik, baik dalam bentuk tatap muka maupun daring.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan pojok statistik tersebut sebagai pusat layanan dan promosi statistik di perguruan tinggi.

Keberadaannya sudah sejak 2019, dan UI yang ke-108, kalau di Jawa Barat, UI yang ke-3, dan di Jawa UI yang ke-55.

Dikatakannya, Pojok Statistik sudah cukup banyak dan ini merupakan bagian dari kolaborasi dengan perguruan tinggi. Data BPS harus dioptimalkan kemanfaatannya, Pojok Statistik merupakan upaya untuk meningkatkan penggunaan data tersebut.

Baca juga: Kepala BPS: Desa harus miliki kapabilitas dalam pengelolaan data

Baca juga: Pojok Statistik Universitas Brawijaya terbaik pertama nasional


Menurut dia, segmen terbesar pengguna data adalah mahasiswa. Mudah-mudahan data yang sudah dikumpulkan dengan biaya yang besar dan kerja keras yang cukup tinggi bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Data merupakan ibarat pisau bermata dua. Jika kita salah menggunakannya, akan bermasalah. Maka, kita harus bijak juga menggunakan data. Pahami makna dari data tersebut dan memaknai data tersebut dengan baik sesuai dengan informasi yang akan disampaikan," katanya.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023