Di Jepang, orang Indonesia sangat disukai karena ramah dan tidak banyak permintaan dalam bekerja
Palembang (ANTARA) - Sebanyak 176 warga Kota Palembang, Sumatra Selatan mengikuti tes untuk program kerja magang di Jepang dari 682 orang mendaftar program itu.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Palembang Dedi Rediyan Umrien, di Palembang, Selasa, mengatakan pihaknya bersama dengan IM Japan membuka 1.000 kuota pendaftaran untuk mengikuti seleksi program kerja magang di Negeri Sakura.

"Awalnya, kami membuka program tersebut dengan kuota 1.000 orang. Lalu, yang mendaftar tercatat sebanyak 682 orang, namun yang mengikuti tes dari program ini hanya 176 orang," katanya.

Menurut dia, kebanyakan calon peserta yang mengundurkan diri disebabkan kurang percaya diri dalam berbahasa Jepang, takut merantau, dan juga terkait dengan pembiayaan.

"Padahal permasalahan ini sudah diantisipasi. Sebab, sebelum diberangkatkan ke Jepang, pemerintah akan memberikan pelatihan khusus berbahasa Jepang selama 2,5 bulan. Dan untuk pembiayaan ditangguhkan oleh Bank Sumselbabel," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah memberangkatkan 2.000 peserta magang ke Jepang
Baca juga: Disnakertrans NTB minta peserta magang ke Jepang tak tinggalkan budaya


Ia menjelaskan para calon peserta itu akan mengikuti serangkai tes yang telah disiapkan, yaitu tes ilmu pengetahuan dasar, pemeriksaan fisik, tes kebugaran jasmani, serta pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan.

Kemudian, calon peserta yang dinyatakan lulus seleksi itu akan ditempatkan di Jepang untuk perusahaan sektor pertanian, manufaktur, serta konstruksi dengan durasi kontrak bekerja selama 3-5 tahun.

"Program ini juga diharapkan dapat mengurangi angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia, khususnya Kota Palembang," kata Dedi.

Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) RI Afriansyah Noor mengatakan Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan 84 negara terkait dengan penempatan tenaga kerja, salah satunya itu adalah negara Jepang.

"Sehingga, bekerja di luar negeri ini tidak perlu khawatir karena dalam perjanjian kerja sama itu telah dijamin perlindungan dari para pekerja," katanya.

Baca juga: Polri ungkap modus baru TPPO lewat program magang mahasiswa ke Jepang
Baca juga: Lolos seleksi, 13 lulusan SMA di Bengkulu magang ke Jepang


Menurutnya, dengan adanya program itu juga dapat menyerap tenaga kerja yang belum diserap di Indonesia, serta mengurangi pekerja yang bekerja di luar negeri melalui jalur ilegal.

"Saya harap setelah berpulang dari Jepang ke Indonesia, para pekerja ini dapat menjadi wirausahawan dan dapat membuka lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi angka TPT," kata dia.

Wakil Direktur IM Japan Fujito Shingo mengatakan industri Jepang sedang membutuhkan banyak tenaga kerja sebab masyarakat usia produktif di Jepang belum mencukupi kebutuhan industri.

"Maka dari itu, Pemerintah Jepang membuka kesempatan kerja untuk negara lain, salah satunya Indonesia. Di Jepang, orang Indonesia sangat disukai karena ramah dan tidak banyak permintaan dalam bekerja," kata dia.

Baca juga: Pemprov Jateng buka kembali program magang kerja ke Jepang
Baca juga: Sulut berangkatkan 60 magang ke Jepang
Baca juga: Puluhan pelajar di Subang jalani program magang di Jepang

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023