Bangkok (ANTARA) - Serangan udara oleh militer Myanmar ke kamp pengungsian di Negara Bagian Kachin paling utara pada Senin malam menewaskan 29 orang dan melukai lebih dari 50. menurut media setempat yang mengutip juru bicara milisi etnis minoritas di negara bagian tersebut.

Sekitar 10 dari korban tewas di kamp pengungsi adalah anak-anak, kata juru bicara Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) yang menguasai area di mana kamp berlokasi, menurut laporan Radio Free Asia Burma pada Selasa.

Menurut laporan yang mengutip juru bicara itu, sebuah drone atau pesawat udara milik militer Myanmar menjatuhkan bom di kamp pengungsi, yang terletak sekitar 3 kilometer dari kantor pusat KIA.

Namun juru bicara militer Myanmar Zaw Min pada Selasa menyangkal menjatuhkan bom, dan mengatakan ledakan sepertinya disebabkan oleh KIA.

Pertarungan antara militer penguasa dengan militan etnis minoritas serta pasukan pro-demokrasi sejak kudeta 2021 telah membuat 1,6 juta orang meninggalkan rumah-rumah mereka, membuat mereka menjadi pengungsi internal, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Serangan pada Senin malam tersebut adalah yang paling mematikan yang terjadi di wilayah yang dikendalikan KIA sejak junta mengebom sebuah acara komunitas pada Oktober tahun lalu yang menewaskan lebih dari 60 orang, menurut media Myanmar Now.

Pada April, militer mengadakan serangan udara di wilayah Sagaing, Myanmar tengah dan menewaskan 160 orang.

Sumber: Kyodo-OANA

Baca juga: China minta konflik di wilayah perbatasan Myanmar dihentikan
Baca juga: Menlu Indonesia bahas isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023