Jakarta (ANTARA) - PT Koka Indonesia Tbk yang bergerak di bidang kontraktor umum proyek konstruksi, teknik mesin, teknik geoteknik, desain interior, dan furnitur resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Oktober 2023.

Perusahaan tersebut mengklaim sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) dari China pertama yang melantai di BEI.

Perusahaan dengan kode emiten "KOKA" itu melepas 715,3 juta lembar saham baru yang mewakili seperempat dari total modal yang disetor. Saham Koka ditawarkan di harga Rp128 per lembarnya, sehingga perusahaan akan memperoleh dana segar sebesar Rp91,5 miliar.

"Kehadiran Koka, sebagai perusahaan PMA dari China yang pertama melantai di Bursa Efek Indonesia, diharapkan akan memberikan nilai tambah yang optimal kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan," ujar Direktur Utama Koka Gao Jing dalam keterangan resminya.

Daud Gunawan, Head of Corporate Finance PT UOB Kay Hian Sekuritas, yang merupakan salah satu penjamin pelaksana emisi efek menyebut respons investor terhadap penawaran perdana Koka sangat baik.

Hal ini tercermin dari permintaan yang masuk melebihi jumlah saham yang ditawarkan, dimana permintaannya mengalami oversubscribed 134,24 kali.
 
   Gao melaporkan perusahaannya tumbuh konsisten setelah pandemi COVID-19 dengan mencatat kenaikan pendapatan sebesar 131 persen dan laba bersih 75 persen pada tahun lalu. Keberadaan Asosiasi Perdagangan China-Indonesia dinilai telah menguntungkan Koka karena bisa menjangkau perusahaan asing yang potensial. Perusahaan tersebut menargetkan kenaikan pendapatan 45 persen dan laba bersih 135 persen pada tahun ini


Langkah untuk masuk ke Bursa Efek Indonesia merupakan bagian dari pengembangan strategis perseroan untuk meningkatkan kapasitas pendanaan dan tata kelola perseroan yang lebih baik. Selesai


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023