Jika ayat-ayat agama tidak mampu membuat kita damai dalam kebersamaan, mungkin ayat-ayat cinta lah yang bisa mempersatukan kita
Jakarta (ANTARA) - Biksu muda Bhante Dhirapunno mengatakan bahwa toleransi adalah membangun peradaban bersama di dalam perbedaan.
 
"Toleransi adalah ketika kita bisa bersama membangun peradaban dalam perbedaan. Pada saat itu kita akan lebih mudah menyebarkan kebaikan pada orang lain," kata Bhante Dhirapunno sebagaimana rilis resmi Pusat Media Damai (PMD) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI yang diterima di Jakarta, Kamis.
 
Untuk itu, kata dia, generasi muda maupun pemuka agama apa pun latar belakangnya perlu menyebarkan konten yang berisi pesan perdamaian dalam perbedaan.
 
"Walaupun terlihat seperti bercanda ria, namun konten yang seperti ini memberikan dampak positif dalam harmonisasi Indonesia sebagai sebuah bangsa," ujarnya.
 
Dia juga menyebut tantangan ideologi transnasional dengan segala bentuknya harus dijawab dengan semangat perdamaian dalam keberagaman.

Baca juga: Habib Ja’far: Anak muda perlu kreatif galang perdamaian di RI

Baca juga: Akademisi: Film berkembang jadi bukti masyarakat toleran sejak dulu
 
"Jika ayat-ayat agama tidak mampu membuat kita damai dalam kebersamaan, mungkin ayat-ayat cinta lah yang bisa mempersatukan kita. Hiduplah dengan damai dan cinta kasih hingga tidak ada lagi perasaan kita untuk membenci," tuturnya.
 
Dia menilai bahwa kedamaian dan keharmonisan bisa terwujud apabila umat manusia bisa menghargai semua kehidupan dengan menunjukkannya lewat toleransi yang tinggi, serta memenangkan hati para orang-orang yang belum toleran.
 
"Salahnya, terkadang kita justru membenci orang yang intoleran. Kebencian yang dibalas dengan kebencian akan melahirkan kebencian yang lebih besar lagi. Kita harus bisa menerima kehadiran mereka. Perlahan kita coba untuk menyadarkan teman-teman kita tanpa perlu menghujat-nya atau memberikan perlakuan buruk lainnya," ujarnya.
 
Bhante Dhirapunno juga menilai bahwa segala bentuk kekerasan sejati-nya tidak berlandaskan pada nilai-nilai luhur dalam agama, sekalipun para pelakunya menjual jargon-jargon agama dalam tindak kekerasan yang dilakukannya.
 
“Kebaikan sejati tidak akan pernah bercampur dengan keburukan," ucapnya.
 
Terakhir, Bhante Dhirapunno mengingatkan agar Indonesia tidak menjadi bangsa yang masyarakatnya terpecah belah karena saling membenci. Dia mencontohkan, Kota Medan, Sumatera Utara, adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki pluralisme sangat baik.
 
"Di sana terdapat Masjid Al Osmani yang jaraknya cukup berdekatan dengan Vihara Siu San Keng. Masyarakat di sana bisa pergi dan pulang ke rumah ibadahnya masing-masing tanpa harus takut akan kehadiran kelompok agama yang berbeda," ujar dia.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023