Kami sudah mengajukan tambahan pendistribusian air bersih sebanyak 120 tangki lagi, karena ada tambahan jumlah daerah kekeringan di Sumenep
Sumenep (ANTARA) - Jumlah daerah kekeringan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Jatim), pada tahun ini bertambah, sebagaimana hasil pemetaan terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

"Awalnya, hasil pemetaan kami pada musim kemarau tahun ini terdapat 51 desa yang berkategori daerah kekeringan. Namun per Oktober ini menjadi 59 desa atau ada tambahan delapan desa," kata Sekretaris BPBD Sumenep Abdul Kadir di Sumenep, Jumat.

Ia menjelaskan hasil pemetaan daerah kekeringan terbaru itu sudah ditetapkan sebagai lokasi rawan bencana kekeringan dan menjadi objek pendistribusian air bersih untuk warga.

Sebanyak 59 desa rawan kekeringan itu, lanjutnya, tersebar di 19 kecamatan yakni di 10 kecamatan daratan dan sembilan kecamatan di kepulauan.

Baca juga: Masuk kemarau, Jawa Timur melakukan antisipasi bencana
Baca juga: Pemprov Jatim antisipasi bencana kekeringan dampak El Nino


Sesuai hasil pemetaan BPBD Sumenep, kata dia, status 59 desa rawan kekeringan terbagi dua yakni tujuh daerah kering kritis dan 52 kering langka.

"Kami sudah mengajukan tambahan pendistribusian air bersih sebanyak 120 tangki lagi, karena ada tambahan jumlah daerah kekeringan di Sumenep," ujar Abdul Kadir.

Sebelumnya BPBD Sumenep mengalokasikan pendistribusian air bersih sekitar 300 tangki berkapasitas enam ribu liter air, dengan asumsi jumlah daerah kekeringan sebanyak 51 desa.

Sumenep terdiri atas 334 desa/kelurahan di 27 kecamatan dengan rincian 18 kecamatan di daratan dan sembilan di kepulauan.

Baca juga: BNPB paparkan peningkatan bencana di Jatim, pemda perlu antisipasi
Baca juga: BNPB catat sejumlah wilayah Jateng-Jatim terdampak kekeringan


 

Pewarta: Abd Aziz/ Slamet Hidayat
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023