Komitmen ini untuk mendukung upaya percepatan transisi energi dan hilirisasi mineral nasional yang dicanangkan pemerintah hingga mencapai net zero emission (NZE) 2060
Jakarta (ANTARA) - PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra), penyedia solusi berbasis rekayasa teknik di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 30 persen dari sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) dan hilirisasi mineral dalam lima tahun ke depan.

"Komitmen ini untuk mendukung upaya percepatan transisi energi dan hilirisasi mineral nasional yang dicanangkan pemerintah hingga mencapai net zero emission (NZE) 2060," kata Finance and Commercial Director PT Tripatra Benny Julius Joesep di Jakarta, Jumat.

Pernyataan tersebut disampaikan Benny kepada wartawan dalam konferensi pers fokus grup diskusi dalam rangka 50 tahun "Tripatra Sustainable Engineering Summit 2023".

Menurut Benny, pihaknya telah bertransformasi dari perusahaan yang awalnya fokus pada sektor hulu minyak dan gas atau migas menjadi perusahaan yang juga bergerak di bidang EBT dan hilirisasi.

Diketahui, perusahaan unit bisnis andalan Indika Grup tersebut sedang mengembangkan energi biofuel dan menjadi co developer di sektor geotermal yang berfokus pada energi hijau.

Misalnya seperti berkontribusi dalam pengembangan teknologi geotermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak di Jawa Barat, dengan kapasitas total 377 MW dan merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia.

Kemudian, Benny menyampaikan, pihaknya juga sedang mengembangkan proyek hilirisasi mineral nikel dan bauksit untuk mendapatkan nilai tambah produksi.

Proyek hilirisasi nikel tersebut di antaranya diwujudkan melalui pembangunan smelter nikel di Morowali, Sulawesi Tengah yang memiliki kapasitas produksi 1,7 juta ton per tahun. Termasuk memproduksi feronikel dan kobalt yang digunakan untuk memproduksi baterai lithium-ion.

Menurut Benny, perusahan nya yakin bahwa sektor EBT dan hilirisasi memiliki potensi yang besar di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk terus mengembangkan sektor-sektor tersebut.

Terlebih pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi Terbarukan (EBT) sebagai dasar aturan yang digunakan perusahaan mendukung upaya transisi energi saat ini.

Diketahui, dalam aturan tersebut ditetapkan target bauran EBT Indonesia yaitu sebesar 23 persen pada
2030 dan memaksimalkan potensi EBT yang besar, yaitu sebesar 3.687 gigawatt.

"Meski kontrak paling besar ada di hulu migas tetapi ada projek lain yakni EBT dan sektor feronikel yang juga mulai kami garap. Karena ada perubahan pasar, sehingga kami ingin bergerak masuk ke sektor lain menjawab tantangan energi global saat ini," kata Benny.

Baca juga: Tripatra dukung hilirisasi nikel dan bauksit Indonesia
Baca juga: Tripatra komitmen dukung pemerintah dalam percepatan transisi energi

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023