Pelaku budaya itu adalah contoh keteladanan dalam pemajuan kebudayaan...mereka mempunyai andil besar menanamkan nilai luhur, pekerti, sosial...
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid menyatakan pelaku budaya memiliki andil untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada masyarakat.

“Pelaku budaya itu adalah contoh keteladanan dalam pemajuan kebudayaan. Dengan gigih, mereka selalu berkreasi, berkarya, dan bekerja, merawat kebudayaan bangsa, sehingga mereka mempunyai andil besar menanamkan nilai luhur, pekerti, sosial, sebagai wajah asli kebudayaan Indonesia,” ujar Hilmar dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Pelaku budaya, kata dia, memiliki nilai strategis penting sebab dengan peran dan eksistensi mereka, warisan budaya sejak dulu sampai saat ini masih terus bertahan dan terjaga.

Ia juga menekankan pentingnya pemerintah menaruh perhatian khusus dan mengapresiasi kinerja para pelaku budaya nasional, perseorangan, atau kelompok atas komitmennya dalam melestarikan peradaban kebudayaan di Tanah Air.

Sebagai informasi, Kemendikbudristek akan menyelenggarakan malam puncak Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) tahun 2023 yang dijadwalkan berlangsung pada 27 Oktober di Jakarta.

Baca juga: Dorong kemajuan budaya, Pemerintah apresiasi 29 pelaku budaya

AKI merupakan pemberian penghargaan bidang kebudayaan kepada individu, komunitas atau kelompok, serta lembaga yang dinilai berprestasi maupun berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan.

"Kepedulian pelaku budaya akan berpengaruh pada hidupnya ekosistem kebudayaan Indonesia sehingga mendorong masyarakat lainnya untuk bergerak yang sama. Dengan terwujudnya hal itu, dapat menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya budaya," tutur Hilmar.

Sementara itu Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan menyebut penyelenggaraan AKI adalah salah satu realisasi mendorong semua pihak untuk bersama memajukan kebudayaan Indonesia dengan segala keberagamannya.

“Terdapat sisi religi, norma, adat, seni, dalam nilai kebudayaan yang kerap dijadikan rujukan masyarakat yang tertanam kuat dalam interaksi sehari-hari. Itu perlu dikembangkan dan dilestarikan berkelanjutan, khususnya oleh generasi masa depan,” ucapnya. 

Baca juga: Kemendikbudristek puji komitmen Presiden naikkan Dana Abadi Kebudayaan

Sebelumnya pada 14 Agustus 2023  Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung menyematkan gelar tanda kehormatan kepada tiga pelaku budaya melalui ahli warisnya. Pertama, Tjokorda Gde Agung Sukawati yang berhasil melakukan diplomasi kebudayaan serta menjadi pionir berkembangnya pariwisata berakar seni budaya Bali, yang dikenal sebagai cultural and community-based tourism.

Kedua, Pendiri Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) yang kini bertransformasi menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo. Ia juga berjasa menggabungkan seluruh perguruan tinggi swasta se-Surakarta menjadi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Ketiga, Mohamad Amir Sutaarga, seorang pakar museum sekaligus peletak dasar pembangunannya, juga sebagai pencetus pengembangan ilmu permuseuman di Indonesia.

Dalam pemberian penghargaan di Istana Negara itu, Presiden Jokowi menganugerahkan Bintang Budaya Parama Dharma kepada Tjokorda Gde Agung Sukawati dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo. Sementara, Mohamad Amir Sutaarga memperoleh gelar tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya.

Baca juga: Presiden Jokowi berjanji tingkatkan Dana Abadi Kebudayaan
Baca juga: Presiden: Indonesia berpeluang tumbuhkan pengetahuan dari kebudayaan

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023