Indonesia ini berperan menjadi fasilitator (motor penggerak) sebagai tuan rumah dan salah satu negara yang telah berkomitmen untuk mencapai target 100 persen akses air minum 2030
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Endra S Atmawidjaja menilai pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 sebagai momentum bagi Indonesia, dan negara-negara kepulauan umumnya untuk meningkatkan akses ketersediaan air minum kepada masyarakat.

“Indonesia ini berperan menjadi fasilitator (motor penggerak) sebagai tuan rumah dan salah satu negara yang telah berkomitmen untuk mencapai target 100 persen akses air minum 2030,” kata Endra di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut disampaikan Endra dalam diskusi daring Forum Merdeka 9 Kementerian Komunikasi dan Informatika yang bertajuk “Kolaborasi Global Antisipasi Krisis Air Dampak Perubahan Iklim”.

Menurut Endra, memberikan akses air minum kepada seluruh lapisan masyarakat adalah buah kesepakatan perjanjian global Sustainable Development Goal 6 (SDGs) tahun 2015.

Dalam kesepakatan global SDGs tersebut menyatakan bahwa akses air minum adalah hak asasi manusia yang penting untuk kehidupan dan kesehatan manusia.

Diketahui, air minum yang aman dan bersih diperlukan untuk minum, memasak, dan mandi. Sementara air yang tidak aman dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan disentri.

“Namun beberapa negara masih belum on the line atas segala tantangan yang mereka dihadapi jadi perlu dalam event ini kita berperan menanamkan pentingnya kolaborasi untuk menjawab tantangan itu,” kata dia.

Berdasarkan data dari organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pada tahun 2022, sekitar 2,2 miliar orang di dunia tidak memiliki akses ke air minum yang aman. Dari jumlah tersebut, sekitar 673 juta orang hidup di Asia Selatan dan 263 juta orang hidup di Afrika Sub-Sahara.

PBB memprediksi, jumlah masyarakat dunia yang tidak mendapatkan akses terhadap air minum berpotensi akan bertambah atas kondisi krisis air akibat perubahan iklim ekstrem yang berlangsung dewasa ini.

Ia menyebutkan, dampak krisis air tersebut tidak menutup kemungkinan juga terjadi di Indonesia.

Maka dari itu sebagai tuan rumah Indonesia mengundang pimpinan dan perwakilan dari sekitar sebanyak 172 negara peserta untuk membahas dan mencari solusi ancaman krisis air pada event WWF ke-10 yang diagendakan berlangsung di Bali pada Mei 2024.

Untuk itu, pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan akses air minum, seperti program Pamsimas dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Program Pamsimas adalah program pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi di pedesaan. Program ini telah berhasil meningkatkan akses air minum di 58.000 desa di Indonesia.

Kemudian, Program STBM adalah program pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk menghentikan praktik buang air besar sembarangan di tempat terbuka.

“Kita juga perlu melihat bagaimana inovasi dan kreatifitas negara lain mengatasi krisis air ini di negara mereka,” kata dia.

Baca juga: Pertemuan konsultasi WWF di Bali rangkum upaya pengelolaan air yang adil
Baca juga: Kominfo catat 20 ribu delegasi akan hadiri Forum Air Dunia 2024


Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023