Moskow (ANTARA) - Rusia mengadopsi langkah-langkah pembatasan sementara terhadap impor ikan dan makanan laut dari Jepang, demikian diumumkan badan pengawas pertanian Rusia Rosselkhoznadzor pada Senin (16/10), sebagaimana diwartakan Xinhua.

Rosselkhoznadzor menyebutkan bahwa mulai 16 Oktober, Rusia untuk sementara akan melarang impor ikan dan makanan laut dari Jepang.

Badan tersebut mengatakan keputusan ini diambil sebagai "langkah pencegahan," dan menambahkan bahwa pembatasan akan tetap berlaku sampai Moskow diberikan informasi komprehensif yang mengonfirmasi keamanan produk ikan dan makanan laut Jepang.

Insiden nuklir Fukushima merupakan salah satu bencana nuklir paling serius di dunia hingga saat ini. Diguncang gempa dahsyat dan dihantam gelombang tsunami pada Maret 2011, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima mengalami pelelehan (meltdown) inti dan menghasilkan sejumlah besar air terkontaminasi, yang diketahui mengandung lebih dari 60 unsur radioaktif.

PLTN itu telah menampung lebih dari 1,3 juta ton air limbah yang terkontaminasi nuklir, dan seluruh rencana pembuangan akan berlanjut selama lebih dari 30 tahun, menurut Tokyo Electric Power Company (TEPCO), operator PLTN itu.

Meski mendapat tentangan dari para nelayan dalam negeri, negara-negara tetangga, dan pakar lingkungan hidup global, Jepang memulai proses pembuangan air yang terkontaminasi nuklir ke laut pada 24 Agustus dan putaran kedua pada 5 Oktober, memicu aksi protes, demonstrasi besar-besaran, dan teriakan lantang dari negara-negara Asia-Pasifik, demikian Xinhua.


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023