tercatat di sana ada 62 lokasi atau titik permukiman kumuh
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Utara menyebut lokasi permukiman kumuh di Penjaringan terbanyak dibandingkan lima kecamatan lain di Jakarta Utara.

Statistisi Ahli Pertama BPS Kota Jakarta Utara Ulul Azmi Afrizal Rizqi di Jakarta Utara, Selasa, membeberkan data statistik dalam "Penjaringan Dalam Angka 2023" yang dipublikasikan pada Oktober, lokasi permukiman kumuh di Penjaringan mencapai 62 titik.

"Tercatat di sana ada 62 lokasi atau titik permukiman kumuh di Penjaringan. Sedangkan Cilincing sendiri ada 24 wilayah kumuh," kata Ulul Azmi ditemui di kantornya.

Selanjutnya di urutan ketiga ada wilayah Pademangan dengan 23 lokasi permukiman kumuh.

"Ini yang menarik. Tiga besar wilayah yang semuanya ada di pesisir atau pinggiran laut, banyak ditemukan permukiman kumuh," kata Ulul.

Urutan selanjutnya,  Kecamatan Tanjung Priok dengan 20 wilayah kumuh, Koja (11), dan Kelapa Gading (8).

"Menariknya ya tadi dari tiga besar atau bahkan empat besar dari Penjaringan, Cilincing, Pademangan, Tanjung Priok, itu kan posisi empat besar wilayah kumuh di Jakarta Utara, semuanya di pesisir atau berada di pinggir laut," kata Ulul.

Di Penjaringan, menurut publikasi berjudul "Penjaringan Dalam Angka 2023" dari BPS Kota Jakarta Utara, bangunan kumuh mencapai 5.570 unit dan jumlah keluarga mencapai 9.592 KK.

Selanjutnya di Cilincing, terdapat 22.631 unit bangunan kumuh dan 22.631.

Dari perbandingan kedua data yang dipublikasikan itu, sebenarnya di Cilincing memiliki lebih banyak bangunan kumuh.

Sebelumnya pada Oktober 2023, BPS Jakarta Utara merilis publikasi "Kecamatan Dalam Angka 2023" yang tersedia untuk Kecamatan Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, Cilincing

Publikasi dapat diunduh melalui laman BPS Kota Jakarta Utara, https://jakutkota.bps.go.id/.
Baca juga: Bantuan sembako Polri sasar pemukiman kumuh Jaksel
Baca juga: DKI gunakan opsi non APBD benahi kawasan kumuh
Baca juga: Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI percepat turunkan kemiskinan ekstrem

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023