Momentum baik ini harus kita manfaatkan untuk makin memperkokoh kerja sama bilateral serta meningkatkan kolaborasi dan kerja sama yang konkret bagi kawasan dan bagi dunia
Beijing (ANTARA) - Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama antara kedua negara.

Penandatanganan MoU itu dilakukan setelah pertemuan bilateral antara kedua kepala negara di Great Hall of The People pada Selasa.

Ada sepuluh MoU yang ditandatangani di hadapan kedua kepala negara, meliputi (1) Protokol tentang Persyaratan Pemeriksaan, Karantina, dan Sanitasi Veteriner Terhadap Produk Perairan Liar yang Akan Diekspor dari Indonesia ke China.

Kemudian, (2) Protokol Persyaratan Karantina dan Kebersihan Hewan Akuatik yang Dapat Dimakan dari Indonesia ke China, (3) Kerja Sama Implementasi Inisiatif Pembangunan Global, (4) Dialog Bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan, (5) Kerja Sama Pembangunan Perdesaan dan Pengentasan Kemiskinan.

Lalu, (6) Pertukaran Pengalaman untuk Tata Kelola dan Pembangunan Berkelanjutan, (7) Pembentukan Mekanisme Koordinasi Promosi Bersama Poros Maritim Global dan Belt and Road Initiative, (8) Pendalaman Kerja Sama Bidang Kedokteran dan Kesehatan, (9) Penguatan Investasi dan Kerja Sama Ekonomi, dan (10) Peningkatan Kapasitas dan Pertukaran serta Kerja Sama dalam Pembangunan Berkelanjutan.

Saat pertemuan bilateral, Presiden Jokowi meyakini bahwa hubungan baik dengan China akan semakin kuat sehingga dia mendorong kedua negara memanfaatkan momentum baik saat ini untuk meningkatkan kerja sama.

Baca juga: Presiden Jokowi disambut upacara kenegaraan oleh Presiden Xi Jinping

"Momentum baik ini harus kita manfaatkan untuk makin memperkokoh kerja sama bilateral serta meningkatkan kolaborasi dan kerja sama yang konkret bagi kawasan dan bagi dunia," kata Jokowi.

Setidaknya Presiden Jokowi menyampaikan empat hal dalam pertemuan bilateral tersebut.

Pertama,  Jokowi menyampaikan upaya peningkatan kerja sama investasi,terutama untuk baterai EV dan otomotif, pabrik suku cadang, kilang petrokimia, produksi baja, dan pengembangan kerja sama Halal Center, selain mendorong tindak lanjut kerja sama pengembangan koridor ekonomi “Two Countries, Twin Parks”.

"Untuk pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara, saya harap RRC dapat  menjadi mitra strategis," kata Jokowi.

Kedua, terkait perdagangan dan keuangan, Jokowi mengapresiasi perdagangan bilateral yang terus tumbuh dan seimbang.

"Ke depan kita perlu terus dorong pembaruan protokol dan peningkatan kuota impor sarang burung walet dan penambahan jenis produk ekspor seperti perikanan, pertanian, dan buah tropis," tambah Jokowi.

Mengenai kerja sama keuangan, Presiden Jokowi menyatakan mendukung rencana pembentukan transaksi mata uang lokal melalui QR cross border untuk memfasilitasi ekspor-impor dan investasi.

Baca juga: Presiden Jokowi bertemu Presiden Sri Lanka di China, bahas kerja sama

Ketiga, mengenai ketahanan energi, Jokowi mengatakan saat ini Indonesia sedang mempercepat penambahan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 60GW hingga 2040.

Jokowi berharap dukungan RRC dalam mengimplementasikan kerja sama kelistrikan  Indonesia–China karena kedua negara dapat terus memperkuat ketahanan energi.

Keempat, Presiden Jokowi juga mendorong peningkatan wisatawan kedua negara, melalui sejumlah langkah, mulai dengan menambah frekuensi penerbangan langsung Indonesia–China, hingga meningkatkan beasiswa dan pelatihan vokasi bagi mahasiswa Indonesia.

"Serta implementasi kerja sama desa melalui peningkatan kapasitas kepala desa Indonesia," kata Jokowi.

Kedua kepala negara lalu bertukar pandangan mengenai situasi dunia saat ini, termasuk situasi di Gaza. 

Indonesia dan RRC ber pandangan  sama mengenai pentingnya upaya mengurangi eskalasi konflik dan fokus kepada kemanusiaan.

Baca juga: Presiden Jokowi kunjungi Monumen Pahlawan Rakyat di Beijing
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023