Lebak (ANTARA) -
Permintaan batik lokal di sejumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lebak, Banten, sejak dua bulan terakhir meningkat sehingga dapat mendongkrak pendapatan omzet penjualan.
 
"Kami sekarang memproduksi batik lokal sebanyak 40 potong dari sebelumnya 20 potong per hari," kata seorang pelaku UMKM produksi Batik Chanting Pradana, Umsaroh (50), di Lebak, Rabu.
 
Ia mengatakan, meningkatnya permintaan batik lokal tersebut untuk memenuhi permintaan para pegawai negeri sipil (PNS) terdiri dari Aparat Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
 
Selain itu juga di lingkungan pendidikan di Kabupaten Lebak mulai jenjang SD hingga SMA/SMK memakai seragam batik lokal.
 
Pemerintah Kabupaten Lebak mewajibkan seluruh ASN dan lembaga pendidikan menggunakan pakaian batik lokal.
 
"Kami kewalahan melayani permintaan itu, sehingga dapat menyerap lapangan pekerjaan bagi warga setempat," kata Umsaroh.
 
Ia mengatakan, omzet pendapatan kini naik dari sebelumnya Rp100 juta, namun kini bisa menembus Rp200 juta per bulan.
 
"Kami sangat terbantu adanya kebijakan pemerintah daerah yang mewajibkan para ASN itu membeli batik lokal," katanya.
 
Begitu pula pelaku UMKM lainnya di Kabupaten Lebak, Dedi (55) mengatakan dirinya kini banjir  permintaan batik lokal hingga 100 persen dari sebelumnya 15 potong/hari, namun kini menjadi  30 potong per hari.
 
Bahkan, saat ini terpaksa menyerap tenaga kerja sebanyak lima orang, karena permintaan konsumen meningkat.

Kebanyakan konsumen itu para ASN, BUMD, BUMN dan lembaga pendidikan, karena mewajibkan pegawai menggunakan pakaian batik lokal.

"Kami sekarang bisa menghasilkan omzet pendapatan Rp150 juta dari sebelumnya Rp75 juta per bulan," katanya menjelaskan.
 
Sementara itu, Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan pemerintah daerah mengapresiasi para pelaku UMKM kerajinan batik lokal tumbuh dan berkembang.
 
Jumlah pelaku UMKM hingga mencapai puluhan unit usaha dengan tenaga kerja 400 orang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat juga bisa mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
 
Selama ini, kata dia, permintaan konsumen cenderung meningkat, selain para ASN juga konsumen dari luar daerah.
 
Sebab, batik lokal Kabupaten Lebak memiliki hak paten sebanyak 12 motif dan warna tersendiri.
 
Selain itu batik lokal itu juga memiliki keunggulan, karena mengandung makna filosofi sesuai budaya masyarakat Badui dan budaya masyarakat Kaolotan.
 
Disamping itu juga unsur alamnya cukup mengagungkan dunia melalui Tanjung Layar Sawarna.
 
Dari 12 motif batik Lebak itu antara lain motif Seren Taun, Sawarna, Gula Sakojor, Pare Sapocong, Kahirupan Baduy, Leuit Sijimat, Rangkasbitung, Caruluk Saruntuy, Lebak Bertauhid, Angklung Buhun, Kalimaya dan motif Sadulur.
 
"Kami merasa bangga batik lokal dengan 12 motif dan corak warna berbeda banyak diminati konsumen, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi pelaku usaha juga kesejahteraan masyarakat," kata Abdul Waseh.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023