Depalindo menyesalkan pemogokan di Tanjung Priok karena tidak ada dasar yang jelas, tetapi ini merugikan perekonomian nasional
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro menyatakan, aksi mogok yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta merugikan perekonomian nasional karena banyak sekali komoditas yang terhambat pengirimannya.

Menurut Toto, di Jakarta, Senin, kerugian yang sangat besar itu antara lain karena berbagai pihak harus menambah biaya penumpukan yang totalnya diperkirakan mencapai triliunan rupiah.

Untuk itu, ia ingin pemerintah pusat maupun daerah memberikan sanksi kepada mereka yang melakukan pemogokan.

Sementara itu, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simatupang meminta agar aksi mogok dihentikan karena kerugian yang diderita banyak sekali. "Aksi mogok ini mengakibatkan ekonomi terhenti," katanya.

Sahat mengutarakan harapannya agar dialog dapat menyelesaikan permasalahan pemogokan.

Aksi mogok yang dilakukan sejumlah perusahaan yang terkait dengan aktivitas kegiatan kepelabuhanan di Tanjung Priok adalah akibat dari protes yang dilakukan sejumlah asosiasi terhadap PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Asosiasi Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) menginginkan agar PT Pelindo II yang mengelola Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menaati UU No 19 Tahun 2003 tentang BUMN.

"Pelindo agar jangan melanggar UU," kata Ketua Umum Angsuspel Gemilang Tarigan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Pelindo II terindikasi berencana membentuk sekitar 20 anak perusahaan yang dikhawatirkan bersaing tidak sehat dengan berbagai perusahaan swasta yang selama ini sudah ada.

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo II Richard Jose Lino mengatakan pihaknya telah beberapa kali menyamakan pikiran dengan asosiasi, bahkan telah mengklarifikasi secara resmi terkait pembentukan PT Jasa Armada Indonesia secara tertulis kepada Angsuspel DKI Jakarta pada 27 Mei 2013.

"Kita harus menempatkan kepentingan nasional dan tidak memaksakan kepentingan golongan dengan mengorbankan perbaikan kesejahteraan masyarakat," tegas Lino.


Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013