JAKARTA (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan bahwa serapan tenaga kerja di wilayah Jakarta Selatan relatif kecil karena didominasi oleh sektor jasa.

"Sektor jasa ini tidak cukup besar menyerap tenaga kerja, berbeda dengan manufaktur yang justru punya daya serap yang lebih besar," kata Andry Satrio di Jakarta, Kamis.

Sektor jasa meliputi beragam aktivitas ekonomi yang tidak melibatkan produksi barang fisik. Di antaranya pelayanan kesehatan, pendidikan, perbankan dan keuangan, transportasi serta logistik hingga teknologi informasi dan komunikasi.

Andry mengatakan, kecilnya penyerapan tenaga kerja di Jakarta Selatan karena sektor jasa memiliki kebutuhan keahlian dan ketrampilan yang lebih spesifik.

"Jakarta Selatan perekonomiannya digeraykan oleh sektor jasa maka dari itu dibutuhkan keahlian tenaga kerja yang juga tinggi. Permasalahannya adalah pasar tenaga kerja tidak besar untuk menyediakan tenaga kerja dengan keahlian yang spesifik," katanya.

Baca juga: Pemkot Jakbar sediakan 4.247 lowongan pada bursa kerja di Tambora

Salah satu alasannya karena tingkat pendidikan yang masih rendah dan juga tingkat keterampilan yang tentunya juga harus memiliki kemampuan yang tinggi.

Dia mengatakan bursa kerja yang diselenggarakan di Jakarta Selatan tidak akan berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja.

Karakteristik orang yang bekerja di Jakarta Selatan, kata dia, merupakan orang yang berdomisili di kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Bodetabek). Bahkan dari luar penyangga.

Selain itu, Jakarta Selatan yang ekonominya bukan besar dari sektor manufaktur menjadi faktor terbesar tidak bisa menyerap tenaga kerja besar seperti pada wilayah lainnya yang sektor perekonomian utamanya manufaktur.

"Jumlah tenaga kerja di Jakarta Selatan tidak bisa dibandingkan dengan wilayah yang memiliki sektor perekonomian terbesar dari manufaktur, sebab sektor manufaktur pasti memiliki penyerapan tenaga kerja yang cukup besar," ujarnya.

Baca juga: DPRD sebut bursa kerja jadi indikator kebangkitan ekonomi DKI

Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Sudin Nakertransgi) Jakarta Selatan mengemukakan, sebanyak 316 tenaga kerja diterima bekerja di berbagai perusahaan dari kegiatan bursa kerja yang sudah digelar sebanyak dua kali sepanjang tahun 2023.

"Bursa kerja pertama saat ini sudah 215 orang yang diterima kerja, sementara untuk yang kedua sudah 101 orang. Jadi saat ini total 316 orang yang sudah terserap bekerja," kata Kepala Sudin Nakertransgi Fidiyah Rokhim saat dihubungi pada Kamis.

Selama tahun 2023, pihaknya baru dua kali menyelenggarakan bursa kerja. Dari dua kali pelaksanaan bursa kerja tersebut, tercatat sebanyak 5.362 pencari kerja.

Untuk bursa kerja pertama dilaksanakan dua hari, yakni 30-31 Mei 2023 bertempat di pusat perbelanjaan Plaza Semanggi, Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi.

Jumlah pelamar kerja pada bursa kerja itu terhitung sebanyak 2.377 orang dan yang diterima bekerja di perusahaan 215 orang.

Baca juga: DKI wajib serap dua persen penyandang disabilitas dari jumlah PNS

Untuk bursa kerja kedua pada 25-26 Juli 2023 yang dilaksanakan di pusat perbelanjaan ITC Kuningan. Bursa kerja ini dihadiri 2.985 pelamar dan 101 orang diterima bekerja di perusahaan.

"Sampai saat ini proses seleksi masih berlangsung setelah bursa kerja tersebut. Jadi jumlah penyerapannya saat ini masih berjalan," kata dia.

Harapan Fidiyah, dengan adanya bursa kerja bisa membantu para pelamar mencari pekerjaan, membuka lapangan kerja serta mampu mengurangi angka pengangguran di DKI Jakarta khususnya Jakarta Selatan.

"Kami bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang selama ini tidak henti-hentinya mencarikan pekerjaan untuk warga, mulai dari bursa kerja, pelatihan kerja, dan keterampilan, serta program Jakpreneur," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) DKI Jakarta meningkat 0,43 persen pada Februari 2023 dibandingkan Februari 2022. Jumlah itu berdampak pada penurunan pengangguran di Jakarta pada Februari 2022-Februari 2023 yang sebelumnya 411 ribu berkurang sebanyak 13 ribu menjadi 398 ribu orang.

Sementara itu, untuk angkatan kerja di Jakarta pada Februari 2023 tercatat sebanyak 5,2 juta orang.

Pewarta: Erlangga Bregas Prakoso
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023