Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya digitalisasi yang efektif untuk memastikan keberlanjutan sektor pariwisata di desa.
 
Asisten Deputi Pemberdayaan Kawasan dan Mobilitas Spasial Kemenko PMK Herbert Siagian di Jakarta, Kamis, mengatakan digitalisasi memang suatu keniscayaan untuk pengembangan kawasan pariwisata desa secara berkelanjutan.
 
Akan tetapi, ia mengamati proses digitalisasi yang berjalan masih kurang efektif hingga sering kali membuat perangkat desa lupa untuk melakukan inovasi digital.
 
“Kami menemukan beberapa desa itu sampai memiliki belasan aplikasi, namun setelah didalami ternyata isinya sama saja, cuman beda nama. Aplikasinya dibuat banyak begitu sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan, seperti dana desa,” ujar dia,

Baca juga: Pengembangan pariwisata berkelanjutan kunci kemajuan desa
 
Digitalisasi, menurut dia, seharusnya mengumpulkan berbagai informasi seputar destinasi pariwisata di desa, seperti akomodasi dan paket aktivitas wisata yang tersedia dalam satu portal atau akun agar memudahkan para pengunjung.
 
“Jadi perlu dikoordinasikan agar tidak hanya sibuk menginput data-data lapangan saja, namun juga memikirkan inovasi digital yang menarik untuk mengenalkan, mempromosikan sekaligus menarik pengunjung,” katanya.
 
Sebagai contoh, ia menyebutkan, pengembangan kawasan wisata Umbul Ponggok dengan media sosial Instagram yang dikelola langsung oleh BUMDes Tirta Mandiri.
 
Akun Instagram wisata Umbul Ponggok tidak hanya menampilkan berbagai foto aktivitas para pengunjung, namun juga secara berkala memberikan informasi seputar aktivitas lain yang dapat dilakukan di destinasi tersebut, jam operasional, harga tiket masuk, hingga narahubung.
 
Pemanfaatan digitalisasi yang efektif itu, katanya, berhasil meningkatkan kesadaran jenama mengenai keberadaan Umbul Ponggok sebagai salah satu destinasi wisata di Klaten, Jawa Tengah kepada pengguna media sosial Instagram.

Hal itu berdampak terhadap pengembangan wisata Umbul Ponggok dalam kaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pembukaan lapangan kerja informal serta sumbangan untuk pendapatan asli desa Rp400 juta per tahun.

Baca juga: Lima desa wisata di Jateng dapat bantuan dana pengembangan Rp120 juta
Baca juga: Kemenparekraf salurkan dana pengembangan ke dua desa wisata NTT

 

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023