Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia, lewat forum tahunan Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO) Ke-61, mengajak negara Asia-Afrika untuk berinvestasi di Tanah Air setelah terpuruknya perekonomian akibat pandemi COVID-19.

Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum, dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Cahyo R. Muzhar, Pemerintah berkomitmen menciptakan lingkungan yang kondusif, seperti melalui pembuatan regulasi untuk kemudahan berusaha di Indonesia.

"Dalam memberikan kemudahan berusaha, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menciptakan regulasi yang sejalan dengan kebutuhan para pelaku usaha. Indonesia telah melakukan perubahan pada 3.000 peraturan regional yang berkaitan dengan investasi pada tahun 2019 untuk memangkas birokrasi," kata Cahyo R. Muzhar dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga akan memberikan pendampingan finansial, program pelatihan, dan kebutuhan lain para pelaku usaha.

Cahyo menjelaskan bahwa Indonesia sejak 2018  juga telah menerapkan izin usaha yang terintegrasi secara elektronik (electronically integrated business licence), melalui sistem Online Single Submission (OSS).

Upaya lainnya, sambung dia, adalah dengan memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dinilai menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia.

"Indonesia memiliki pengaruh besar dalam perekonomian Asia. Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara," imbuh Cahyo.

Menurut dia, investasi memegang peranan penting bagi perekonomian dunia. Tidak hanya dalam membangun ekonomi, investasi juga dapat menentukan keberlanjutan bisnis.

Negara Asia-Afrika memiliki peran besar dalam perekonomian dunia. Bahkan, dia optimistis Asia-Afrika mampu mencapai angka GDP fantastis pada tahun 2023, yaitu sebesar 54 triliun dolar AS atau mewakili 42 persen GDP dunia.

Kemenkumham, kata Cahyo, juga mendukung kemudahan berusaha dengan melakukan transformasi layanan yang dapat diakses secara daring. Transformasi tersebut dinilai dapat memberikan transparansi bagi pengguna layanan dan menjamin keamanan.

"Selain memberikan kemudahan bisnis, Indonesia juga menjamin keamanan dan akan memastikan bahwa entitas bisnis kita tidak akan digunakan untuk transaksi yang ilegal seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme," jelasnya.

Hal itu disampaikan Cahyo pada side event AALCO Ke-61 bertajuk Investing in Indonesia: Strengthening the Legal Regime and Infrastructure to Support the Business Environment, and to Ensure Legal Certainty in the Settlement of Disputes di Bali, Selasa (17/10).

Cahyo menjelaskan bahwa forum bisnis tersebutr untuk mempromosikan kerja sama bisnis di antara negara Asia-Afrika.

"Tujuannya adalah agar negara Asia-Afrika dapat dilibatkan di semua forum internasional dan mempunyai peran signifikan dalam pengambilan keputusan di tingkat internasional yang selama ini didominasi negara Barat," kata dia.

Baca juga: Menkumham pimpin pembahasan isu Palestina di AALCO Ke-61
Baca juga: Produk UMKM Tangerang tampil di forum AALCO

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023