Jakarta (ANTARA) - Pusat Survei Geologi (PSG) Badan Geologi terus melakukan penelitian untuk mengidentifikasi potensi hidrogen alami yang ada di daerah One Pute Jaya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

"Penelitian ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membawa kabar baik bagi masa depan energi bersih di tanah air," kata Kepala Pusat Survei Geologi Hermansyah saat dihubungi dari Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan bahwa Sulawesi Tengah diketahui merupakan daerah yang memiliki sebaran batuan ultramafik yang paling luas di Indonesia, sehingga menjadi tempat yang menarik untuk memulai pencarian sumber energi hijau hidrogen.

Mata air panas di daerah One Pute, kata dia, terbukti mengandung gas hidrogen alami. Gelembung-gelembung gas yang muncul di kolam mata air ini adalah gas hidrogen yang berasal dari proses serpentinisasi yang terjadi di bawah permukaan bumi.

"Lebih menariknya lagi, munculnya gas hidrogen ini diperkirakan berhubungan dengan patahan Matano, yang menjadi jalur migrasi gas ke permukaan. Inilah yang membuat gas hidrogen muncul bersama mata air panas One Pute," kata dia.

Baca juga: BRIN jadikan Pulau Semau sebagai percontohan listrik dari hidrogen
Baca juga: PLN butuh investasi 155 miliar dolar AS untuk bangun energi hijau


Menurut Hermansyah temuan mata air One Pute mengingatkan semua pihak akan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, bukan hanya dalam bentuk minyak bumi, gas alam, dan tambang, tetapi juga dalam bentuk sumber energi bersih yang dapat menjadi tonggak besar dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pengembangan dan pemanfaatan energi bersih seperti hidrogen juga menjadi langkah penting dalam mengatasi perubahan iklim yang saat ini dihadapi dunia.

"Semoga penelitian ini terus berkembang dan memberikan manfaat besar dalam mendukung program Net Zero Emission yang telah dicanangkan Indonesia pada tahun 2060," kata dia.

Baca juga: Pemerintah kembangkan hidrogen hingga nuklir untuk transisi energi
Baca juga: KESDM: Indonesia maksimalkan pembangunan PLTS menuju transisi energi


Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023