Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang mendorong investasi di kawasan pesisir untuk menumbuhkan perekonomian, khususnya di kawasan Pearl of Java (POJ) City, mengingat lokasinya yang sangat strategis.

"Kami dari Pemkot Semarang sangat mendorong investasi karena memang di wilayah ini dekat bandara, belum ada pusat mal," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Senin.

Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita saat menghadiri prosesi "ground breaking" Mal 23 Semarang, mal baru yang terletak di kawasan POJ City, Marina Semarang.

Menurut dia, kawasan pesisir tersebut sangat strategis untuk dikembangkan karena lokasinya yang dekat dengan Bandara Internasional Ahmad Yani, Pelabuhan Tanjung Mas, perumahan, dan pusat kota.

"Dan ini daya tarik di pinggir pantai, saya lihat ada kanal dan ini hampir mirip dengan Pantai Indah Kapuk (PIK). Tentu sebagai destinasi wisata juga bisa jadi wisata belanja dan alam, karena ini sangat terbuka," katanya.

Oleh karena itu, ia memastikan akan mendukung pembangunan di wilayah itu, seperti yang pertama kali dilakukan oleh PT Indonesia Paradise Property dalam mendirikan Mal 23 Semarang untuk menumbuhkan perekonomian dan membantu UMKM.

"Makanya kami mendorong ketika ada proses perizinan untuk pengembangan di sini. Kami sangat mendorong, selain investasi kita juga ada perputaran perekonomian," tambahnya.

Apalagi, pusat perbelanjaan tersebut dekat dengan Kampus Bina Nusantara (Binus) Semarang sehingga nantinya tidak hanya warga Semarang yang akan melakukan transaksi di Mal 23 Semarang.

"Apalagi, Kota Semarang menjadi simpul Jawa jadi orang mau ke Surabaya atau ke Jakarta pasti lewat Semarang, karena tol sudah jalan. Dan juga di (Jalan) Madukoro sedang dibangun oleh PUPR dan Kaligawe sedang dibagusin," katanya.

Sementara itu, Director CEO Paradise Anthony Prabowo Susilo menjelaskan bahwa pihaknya menggandeng Binus sebagai institusi pendidikan Indonesia berkelas dunia untuk membuat langkah strategis membangun Mal 23 Semarang.

Mal 23 Semarang, kata dia, dibangun sebagai pusat perbelanjaan baru di Kota Semarang dengan mengusung konsep ikonik di atas lahan seluas 6 hektare yang ditargetkan rampung pada 2025.

Menurut dia, kondisi geografis yang berbatasan dengan Laut Jawa membuat suhu udara rata-rata di Kota Semarang cukup panas sehingga menjadi dasar pemikiran untuk mengembangkan mal dengan konsep unik.

Konsep Mal 23 Semarang dengan fitur utama menyediakan sebanyak mungkin ruang terbuka sebagai area lansekap vegetasi dan kolam ikan untuk menurunkan suhu sekitarnya agar tercipta secara alami suasana mal yang teduh dan sejuk meski berada di tepi laut.

"Konsep ini akan menjadikan Mal 23 Semarang sebagai satu-satunya pusat perbelanjaan yang menggabungkan kekuatan elemen arsitektural dengan kondisi alam sekitarnya," katanya.

Mal tersebut memiliki akses utama di sisi barat serta akses dari sisi timur dengan Open Plaza menghadap ke kanal yang menuju ke Laut Jawa.

"Kedua akses utama tersebut terhubung melalui fitur utama berupa ruang terbuka hijau di tengah-tengah mal yang direncanakan sebagai tempat pengunjung menikmati suasana hutan kota yang rindang," katanya.

Managing Director Bina Nusantara Francis Budiraharja Santoso menambahkan bahwa pihaknya terus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berkelanjutan.

Kerja sama Paradise Indonesia dan Binus, kata dia, merupakan langkah penting untuk menunjang pengembangan ekosistem yang dapat menghasilkan SDM berkualitas dalam menyongsong revolusi industri 4.0.

Selain itu, Mal 23 Semarang diharapkan menjadi destinasi wisata baru yang membawa manfaat ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Semarang.

"Dengan beragam 'tenant', fasilitas hiburan, modern, dan acara komunitas, Mal 23 Semarang akan menjadi destinasi wisata baru yang menarik untuk kota ini," katanya.

Baca juga: Wali Kota Semarang pastikan kemudahan perizinan dorong investasi

Baca juga: Pemkot Semarang berencana mengembangkan kawasan investasi baru

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023