Phnom Penh (ANTARA) - Perjanjian China-Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Free Trade Area (CAFTA) membawa keuntungan besar bagi perusahaan dan masyarakat di kedua kawasan itu, demikian dikatakan oleh seorang pejabat dan sejumlah pakar Kamboja pada Senin (23/10).

Sekretaris Negara Kementerian Perdagangan Kamboja Tat Puthsodary mengatakan bahwa CAFTA telah secara signifikan meningkatkan volume perdagangan dan investasi antara kedua belah pihak.

"Potensi keuntungan (dari CAFTA) sangat besar," katanya dalam pidatonya pada sebuah seminar tentang peningkatan kapasitas untuk mengimplementasikan ketentuan asal barang dari CAFTA yang telah diperbarui.

CAFTA mulai berlaku pada 1 Januari 2010, membuka jalan untuk liberalisasi dan fasilitasi perdagangan antara 11 negara.

Saat ini, China dan 10 anggota ASEAN secara aktif mendorong perundingan CAFTA versi 3.0, yang akan memberikan peluang-peluang baru bagi kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua belah pihak.

Data resmi menunjukkan bahwa volume perdagangan bilateral antara China dan ASEAN meningkat dari sekitar 100 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.943) pada 2004 menjadi 975,3 miliar dolar pada 2022.
 
Penumpang turun dari pesawat di Bandara Internasional Siem Reap Angkor (SAI) yang diinvestasikan Tiongkok di provinsi Siem Reap, Kamboja pada 16 Oktober 2023. (Xinhua/Sao Khuth)


Untuk Kamboja, Puthsodary mengatakan dalam periode 13 tahun penerapan CAFTA, perdagangan bilateral antara Kamboja dan China meningkat lebih dari 10 kali lipat dari 1,25 miliar dolar pada 2010 menjadi 11,69 miliar dolar tahun lalu.

"Ekspor Kamboja ke China tumbuh dengan rata-rata tahunan 32 persen, sementara impor tumbuh 20,7 persen antara 2010 dan 2022," ujarnya.

Kin Phea, direktur jenderal Institut Hubungan Internasional Kamboja, wadah pemikir di bawah Akademi Kerajaan Kamboja (Royal Academy of Cambodia), mengungkapkan bahwa China menjadi mitra dagang terbesar blok ASEAN selama 14 tahun berturut-turut, sementara ASEAN menjadi mitra dagang terbesar China selama tiga tahun berturut-turut.

"CAFTA menghadirkan keuntungan besar bagi perusahaan dan masyarakat di seluruh negara anggota," ujarnya kepada Xinhua. "Pakta perdagangan besar ini menyuntikkan momentum yang kuat ke dalam pembangunan komunitas China-ASEAN yang lebih erat dengan masa depan bersama."

Dia menambahkan bahwa CAFTA mempertahankan multilateralisme dan sebuah sistem perdagangan bebas, membangun fondasi yang kuat untuk membangun kawasan yang sejahtera bagi semua pihak.

"Hubungan China-ASEAN yang lebih erat sangat penting untuk memastikan perdamaian jangka panjang, keamanan, stabilitas, pembangunan berkelanjutan, dan kemakmuran bersama di kawasan," tuturnya.

Joseph Matthews, profesor senior di Universitas Internasional BELTEI di Phnom Penh, mengatakan CAFTA meningkatkan kerja sama antara China dan ASEAN di area perdagangan barang, investasi, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan konektivitas rantai pasokan.
 
Upacara pembukaan Pameran Pariwisata China-ASEAN Expo 2023 diadakan di Guilin, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, Tiongkok selatan pada13 Oktober 2023 (Xinhua/Lu Boan)


 "CAFTA telah menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan dan berjangka panjang antara China dan ASEAN," katanya kepada Xinhua.
"CAFTA meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan yang erat antara kedua pihak, dan juga mendorong pembangunan ekonomi di Asia dan dunia secara umum."

Matthews mengatakan pemutakhiran CAFTA versi 3.0 akan semakin memperdalam kemitraan strategis komprehensif antara China dan ASEAN, serta meningkatkan kemakmuran bagi perekonomian dan masyarakat.

"CAFTA akan membangun sebuah perjanjian yang inklusif, modern, komprehensif, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," imbuhnya. 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2023