Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang rebound pasca data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS lebih baik dari perkiraan.

"Data PMI AS 50,0 (dengan) ekspektasi 49,5," kata dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, perang antara Israel dengan Hamas (kelompok pejuang kemerdekaan Palestina) masih akan terus mempengaruhi nilai tukar mata uang. Namun, untuk hari ini, investor mengalihkan perhatian pada data ekonomi AS dan pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell

Pada Kamis (26/10), investor tertuju pada data Produk Domestik Bruto (PDB) AS kuartal III/20230 yang diperkirakan akan tumbuh kuat 4,3 persen.

Memasuki Jumat (27/10), data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS diprediksi meningkat 0,3 persen month to month (MoM) dan 3,7 persen year on year (YoY).

"Investor mengantisipasi apabila Powell akan kembali bernada hawkish seperti minggu lalu. Pidato ini adalah yang terakhir bagi The Fed sebelum periode lockdown menjelang FOMC (Federal Open Market Committee) minggu depan," ucap Lukman.

Pada perdagangan hari ini, dia memprediksi kisaran nilai tukar rupiah di antar Rp15.850-Rp15.950 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah sebesar 0,13 persen atau 21 poin menjadi Rp15.870 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.849 per dolar AS.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023