Pembangunan infrastruktur tersebut merupakan pemanfaatan dari penyertaan modal negara (PMN) yang diamanatkan kepada Bulog sejak tahun 2016. Melalui PMN tersebut Bulog ditugaskan untuk memaksimalkan penyerapan serta pengelolaan komoditi pascapanen.
Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog melakukan pengembangan pengelolaan 24 infrastruktur pascapanen yang terdiri atas Modern Rice Milling Plant (MRMP), Rice To Rice (RTR), Unit Pengolahan (UP), dan Corn Drying Center (CDC) untuk  memperkuat lumbung pangan.

"Pembangunan infrastruktur tersebut merupakan pemanfaatan dari penyertaan modal negara (PMN) yang diamanatkan kepada Bulog sejak tahun 2016. Melalui PMN tersebut Bulog ditugaskan untuk memaksimalkan penyerapan serta pengelolaan komoditi pascapanen," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal di Jakarta, Kamis.

Infrastruktur pertanian yang tersebar di sentra produksi beras dan jagung tersebut merupakan gerakan diversifikasi yang dilakukan Bulog untuk memperkuat lumbung pangan melalui penyederhanaan alur kegiatan produksi pangan berupa gabah, beras, dan jagung berbasis teknologi modern sehingga mampu menjamin standardisasi mutu dan higienitas produk pangan.

Baca juga: Bulog pastikan kirim bantuan ke Yahukimo yang terdampak kelaparan

Iqbal merinci, saat ini Bulog telah mendirikan 10 MRMP di Subang, Sragen, Kendal, Karawang, Lampung, Bojonegoro, Jember, Banyuwangi, dan Sumbawa.

Kehadiran MRMP tersebut untuk mendukung kegiatan produksi pangan, jasa pengeringan, jasa penggilingan, jasa pengemasan, dan jasa penyimpanan gabah kering giling (GKG). MRMP ditunjang dengan teknologi berupa dryer dengan kapasitas 120 ton/hari, milling dengan kapasitas 6 ton/jam, dan Silo yang dapat menampung 6.000 ton GKG.

Selain MRMP, infrastruktur yang tengah dikembangkan Bulog dalam pengelolaan gabah dan beras adalah RTR dan UP. Mesin RTR yang memiliki kapasitas produksi 6 ton/jam itu tersebar di tujuh wilayah yakni seperti DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap.

Mesin RTR berfungsi untuk menjamin mutu dan kualitas beras melalui teknologi berupa mesin pengering serta penggilingan padi yang dilengkapi dengan mesin penyortir warna beras.

Baca juga: Bulog: Intervensi pemerintah buat harga beras di Sumut cenderung tetap

UP digunakan sebagai sarana pengolahan yang digunakan untuk kegiatan pengolahan, perawatan, pengemasan, dan penyimpanan pangan beras serta turunannya.

UP memiliki kapasitas untuk mengeringkan gabah beras menggunakan dryer dengan kapasitas 10-40 ton/hari dan 2-3 ton/jam. UP yang saat ini dimiliki Bulog terdiri dari lima unit yang tersebar di Bantul, Mojolaban, Candirejo, Anabanua, dan Lancirang.

“Dengan dibangunnya infrastruktur pascapanen berupa MRMP, RTR, UP, dan CDC merupakan komitmen Bulog untuk memaksimalkan penyerapan produksi petani dalam negeri, tentunya dengan harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,” ucap Iqbal.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023