Kota Gaza (ANTARA) - Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) pada Rabu mengatakan blokade Israel selama bertahun-tahun di Gaza telah menyebabkan 80 persen warganya bergantung pada bantuan internasional.

“Sebelum krisis saat ini, blokade selama puluhan tahun telah melemahkan perekonomian Gaza, menyebabkan 80 persen penduduknya bergantung pada bantuan internasional,” kata UNCTAD dalam sebuah pernyataan.

Badan tersebut mengatakan tingkat pengangguran di Gaza pada 2022 mencapai 45 persen, dibandingkan dengan 13 persen di Tepi Barat.

Pernyataan tersebut juga mencatat bahwa pada 2022, Palestina menghadapi sejumlah tantangan yang semakin besar, termasuk pencaplokan tanah dan sumber daya alam oleh Israel, kemiskinan endemik, menyusutnya ruang fiskal, penurunan bantuan luar negeri, dan penumpukan utang publik dan swasta.

UNCTAD menyebut tinggal di Gaza pada 2022 berarti terkurung di salah satu ruang terpadat di dunia. Warga Gaza sering kali mengalami pemadaman listrik, kekurangan air bersih, dan sistem pembuangan limbah yang tidak memadai.

Jalur Gaza saat ini berada dalam situasi yang sangat sulit. Serangan gencar Israel telah menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang besar, dan lebih dari separuh penduduknya telah mengungsi. Lebih dari 6.546 orang terbunuh dalam serangan Israel di Gaza.

Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza mulai kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Adapun konvoi bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari yang dibutuhkan.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Norwegia: Komunitas internasional harus terus bantu warga Palestina
Baca juga: Pengadilan periksa kasus penyerangan kapal bantuan Gaza
Baca juga: Konvoi bantuan kemanusiaan keempat masuki Gaza

 

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023