Palembang (ANTARA) -
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyalurkan bantuan pasang baru listrik (BPBL) kepada 4.000 rumah tangga tidak mampu di Provinsi Sumatera Selatan melalui tahun anggaran 2023 tepat pada Peringatan Hari Listrik Nasional ke-78.
 
Koordinator Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Heru Setiawan mengatakan hal tersebut pada peresmian dan penyalaan pertama program BPBL di Kelurahan Rimba Asam, Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu.
 
“Tahun 2022 lalu Kementerian ESDM menargetkan sebanyak 80.000 rumah tangga akan mendapatkan sambungan listrik gratis melalui program BPBL. Realisasi pada akhir tahun 2022 berhasil menyala melebihi target yaitu sebanyak 80.183 rumah tangga atau 100,2%,” ujar Heru.
 
Ia menargetkan sebanyak 125.000 rumah tangga di Indonesia akan mendapatkan sambungan listrik gratis dari pemerintah pada tahun 2023.
 
Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan membantu masyarakat memperoleh akses listrik.

Program BPBL juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat. Dengan memiliki akses listrik sendiri, masyarakat penerima manfaat BPBL diharapkan tidak lagi tergantung penyediaan listrik dari tetangga.
 
“Dapat kami sampaikan Kabupaten Banyuasin mendapatkan alokasi sebanyak 1.974 rumah tangga yang tersebar di 10 kecamatan. Sampai dengan tanggal 20 Oktober 2023 telah menyala sebanyak 1.541 sambungan rumah tangga yang tersebar di 9 kecamatan,” terang Heru.
 
Program BPBL ini disebutnya mendapat dukungan penuh dari Komisi VII DPR RI. Dalam melaksanakan program ini, Kementerian ESDM menugaskan PT PLN (Persero) untuk melaksanakan kegiatan pengadaan dan pemasangan BPBL.
 
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII RI Yulian Gunhar menyampaikan bahwa Program BPBL ini adalah Program yang diperjuangkan Pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
 
“Kami percaya, hadirnya listrik dapat meningkatkan produktivitas dan taraf ekonomi Masyarakat,” ungkap Yulian.
 
Vice Presiden Kinerja dan Standarisasi Kebijakan Distribusi PT PLN (Persero), Rizky Mochamad menyampaikan bahwa program ini merupakan bukti komitmen untuk kontribusi PLN dalam meningkatakan taraf hidup masyarakat, khususnya penerima Program BPBL.
 
“Program ini upaya Pemerintah untuk membantu rumah tangga yang belum berlistrik, juga sebagai pemerataan listrik dan tentunya berdampak pada peningkatan rasio elektrifikasi” ucap Rizky.
 
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin, Mulyanto menyampaikan bahwa saat ini listrik sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari dan telah menjadi kebutuhan pokok, dan kewajiban negara dalam mewujudkannya agar tercapai keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
 
“Saya berharap agar program ini bisa terus dijalankan, sehingga semakin banyak masyarakat Kabupaten Banyuasin yang menikmati listrik, dan berharap masyarakat penerima program bantuan dapat memaksimalkan sambungan tersebut untuk peningkatan ekonomi,” ungkap Mulyanto.
 
Fatmawati (60 tahun), salah satu warga penerima Program BPBL di Kelurahan Rimba Asam, Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin menuturkan bahwa selama ini dirinya menyalur listrik ke rumah saudaranya, dan membayar 80 ribu rupiah perbulannya.
 
“Terima kasih untuk Pemerintah, karena akhirnya bisa punya listrik sendiri, ngga takut jika mau pake listrik sendiri, sebelumnya mau pasang, tapi belum punya uang,” terang Fatmawati.
 
Hal sama dirasakan Rian Fahmi (30 tahun), warga penerima manfaat BPBL lainnya. Ia menyampaikan rasa syukurnya karena sudah diberikan bantuan listrik gratis. Rian menceritakan, penghasilannya sebagai buruh harian yang tidak setiap hari bekerja, tidak mampu untuk memasang listrik sendiri.
 
"Selama ini saya menyalur dari Tetangga, tidak bisa bebas menggunakan listrik, sekarang lebih enak, bisa mengontrol penggunaan listrik di rumah. Alhamdulillah ada bantuan listrik gratis"

 

Pewarta: M. Imam Pramana
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023