Sidoarjo (ANTARA) -
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus melakukan mitigasi kesiapsiagaan bencana banjir menyusul adanya prediksi BMKG terkait awal musim hujan pada November salah satunya melalui kegiatan aksi bersih-bersih sungai.

"Mitigasi dan kesiapsiagaan terus kita lakukan dengan adanya prediksi musim hujan di November nanti. Ini penting, untuk bisa meminimalkan terjadinya risiko bencana banjir di Jatim," kata Gubernur Khofifah di Surabaya, Senin.

Khofifah menjelaskan, kegiatan bersih-bersih sungai tahap pertama ini dilakukan di Sungai Sinir Waru, Sidoarjo pada Minggu (29/10), karena sungai yang melintasi jalan Letjen S. Parman Waru ini sempat dipenuhi dengan tumbuhan Eceng Gondok hingga sepanjang satu kilometer.
 
Ia mengatakan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana ini dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai unsur pentahelix (konsep multi pihak dimana unsur pemerintah, akademisi, badan dan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media massa berkolaborasi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sama) baik dari lingkungan OPD (organisasi perangkat daerah) Pemprov Jatim, pemerintah daerah setempat, juga dari para relawan dan masyarakat sekitar.
 
"Ketika bersih-bersih Sungai Sinir Waru, tim Pemprov Jatim yang meliputi tim BPBD Jatim, tim Dinas PU SDA dan tim Dinas PU Bina Marga secara kolaboratif melibatkan warga, perangkat Kecamatan Waru, tim Dinas Lingkungan Hidup Sidoarjo serta tim Dinas PU SDA Kabupaten Sidoarjo," katanya.

Gubernur Khofifah berharap, melalui pelibatan masyarakat pada aksi bersih-bersih sungai ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kualitas sungai, termasuk kebiasaan membuang sampah ke sungai bisa benar-benar dihilangkan.
 
"Saya mohon ini semua bisa menjadi kewaspadaan bersama. Dan semua bisa memiliki kesadaran untuk ambil bagian menjaga kualitas sungai. Sehingga, antisipasi potensi banjir ini bisa dilakukan lebih dini," katanya.
 
Selain menerjunkan personel gabungan dan warga, juga dikerahkan dua unit ekskavator dari dinas PU SDA Provinsi Jatim serta empat unit dump truk dengan rincian dua unit dari PU Bina Marga Provinsi Jatim, satu unit dari PU SDA Provinsi Jatim, dan satu unit dari PU SDA Sidoarjo.

Ada pula 50 unit alat garuk, 10 unit kereta dorong, 50 unit alat garpu garuk, 10 unit alat keruk bambu, 20 lembar terpal dan sejumlah kebutuhan teknis lainnya turut dihadirkan guna mendukung kegiatan ini.
 
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto menyampaikan, upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana yang ditekankan Gubernur Khofifah ini akan ditindaklanjuti dengan berbagai kegiatan.
 
Selain bersih-bersih sungai, juga akan ada aksi lain seperti, penanaman bibit pohon di area terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla), susur sungai yang melibatkan berbagai elemen dan peningkatan kapasitas kebencanaan masyarakat dengan cara sosialisasi dan edukasi, baik melalui Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina) maupun Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena).
 
"Tentu semua ini nanti akan dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai unsur pentahelix," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023